Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
Editor: Redaksi
Wartawan: Suwandi
Senin, 03 Juni 2024 23:49 WIB
"Sampah adalah permasalahan jangka panjang yang harus diperhatikan. Jadi jika tidak kita kelola maka akan berakhir sia-sia," papar suami dari Devy Ayu Prabaningsih ini.
Sementara itu, produksi maggot untuk di wilayah Banggai sangat potensial. Apalagi Banggai merupakan wilayah penopang pertanian dan perikanan Sulawesi Tengah. Oleh sebab itu, keberadaan BSF Maggot ini bisa menghasilkan produk turunan berupa energi, pangan dan kesehatan.
Tentu dari usaha ini tidak bisa berjalan maksimal tanpa bantuan dari berbagai pihak, termasuk Pertamina EP. BSF Gen Toili sendiri telah dibantu oleh Pertamina EP dan Duta Digital Kabupaten Banggai melalui program Bu Manggi. Yaitu sebuah kegiatan budi daya maggot toili yang berbasis masyarakat. Program Bu Manggi sendiri ingin mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan sehat berkelanjutan.
Selanjutnya, BSF Gen Toili ini diharapkan menjadi industri pakan ternak alternatif di Kabupaten Banggai. Selain itu, menjadi industri nasional yang mendukung terciptanya ekonomi sirkular berbasis masyarakat. Apalagi harga maggot sendiri lebih murah ketimbang harga pakan ternak.
"Kalau dibandingkan dengan harga pakan ayam pabrikan Rp 13 ribu per kilogram. Sedangkan pakan ikan pabrikan Rp 18 ribu per kilogram untuk wilayah Banggai Sulteng. Sedangkan, kalau maggot hanya Rp 10 ribu per kilogram. Jadi intinya lebih murah," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pertamina EP melalui, SR Manager Relations Regional 4 Indonesia Timur, Fitri Erika memberikan, apresiasi kepada Agung yang sudah mengubah limbah organik menjadi produksi maggot. Apalagi Agung ini merupakan anak dari seorang Transmigrasi yang ayahnya berasal dari Bojonegoro dan Ibunya asal Ciamis Jawa Barat. Melihat kegigihan itu membuat Pertamina tergerak membantu produksi maggot BSF Gen Toili agar bisa dipasarkan di Sulawesi Tengah.
"Jadi kami ini selain menghasilkan energi dalam operasinya, Pertamina juga harus bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar," tegas Fitri begitu disapa.
Ia menambahkan, Pertamina EP bakal mendorong kelompok PPM tersebut dalam melakukan upaya-upaya agar bisa mandiri. Dalam artian membuat program yang memberikan dampak bagi kelompoknya, tetapi juga untuk daerah sekitar.
"Alhamdulillah progam yang kita rencanakan menghadirkan tokoh-tokoh yang menjadi local hero di setiap daerah," timpalnya.
Fitri menimpali, untuk program CSR yang direncanakan bersama ini semata-mata buka maunya kelompok atau perusahaan. Tetapi memang dirancang bersama sehingga memang ada feedback .
"Pada intinya kita dari perusahaan ingin bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar," pungkasnya.
Untuk diketahui, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore. Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. (wan)