Gelar FGD, Prodi AP Umsida Ungkap Peran Media dalam Branding Politik di Indonesia
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Catur Andy Erlambang
Selasa, 02 Juli 2024 15:49 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Laboratorium kebijakan publik dan perencanaan pembangunan program studi administrasi publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) seri ke-5 secara offline, Selasa (2/07/2024).
Agenda tersebut bertujuan menggali peran media dalam branding politik yang dihadiri oleh Asisten Laboratorium AP Umsida serta Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Umsida. Narasumber utama dalam acara ini adalah Eben Heazer dari salah satu media ternama di Jawa Timur.
BACA JUGA:
Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM
Khofifah-Emil Sowan ke Muhammadiyah
Bhabinkamtibmas dan Babinsa Rejeni Jadi Pembina Upacara di SMK Islam Krembung
Top! Mahasiswi Umsida Raih Medali Emas Cabor MMA di PON XIII Aceh-Sumut
Kaprodi Administrasi Publik Umsida, Ilmi Usrotin Choiriyah, menyambut baik kegiatan ini dan berharap diskusi berjalan lancar.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada narasumber dan mahasiswa dalam FGD seri kelima ini. Pada kesempatan ini, kita ditemani oleh Om Eben, seorang editor Harian Surya yang super asik. Selamat melanjutkan diskusi," ujarnya.
Eben yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya, menyampaikan, “Menjadi jurnalis adalah jembatan antara publik, karena mereka harus menyajikan kebenaran kepada publik. AJI terus mendesak pemerintah untuk memperjuangkan kemerdekaan pers di Indonesia.”
Dalam diskusi, Eben menyoroti meningkatnya kekerasan terhadap jurnalis, termasuk kekerasan digital, "Kami menghadapi tantangan dalam persaingan industri media serta masalah etika yang kompleks. Saingan kami bukan hanya akun anonim, tetapi juga influencer di Indonesia."
Dosen AP Umsida, Riyadh, menambahkan, “Branding media dalam era politik memiliki peran penting dalam membangun komunikasi politik yang efektif sesuai dengan etika yang berlaku. Personal branding politisi melalui media sosial menjadi kunci untuk memperoleh dukungan publik yang positif.”