APBD Pemkab Mojokerto Rp 2,7 Trilun, Tapi 92.000 BPJS Warga Dinonaktifkan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

APBD Pemkab Mojokerto Rp 2,7 Triliun, Tapi 92.000 BPJS Warga Dinonaktifkan

Editor: MMA
Rabu, 09 Oktober 2024 06:59 WIB

Dr Muhammad Albarraa (Gus Barra) saat menyampaikan pidato di depan ribuan Kordinator Kecamatan (Korcam) dan Koordinator Desa (Kordes) se-Kecamatan Mojosari yang mengikuti pelatihan saksi di Bendunganjati Pacet Mojokerto, Selasa (8/10/2024). Foto: MMA/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com nomor urut 2 Dr Muhammad Albarraa () mengungkapkan bahwa APBD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto sangat besar, yaitu Rp 2,7 triliun. Tapi penggunannya tak efisien dan kurang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Mojokerto.

kemudian menyoroti sejumlah kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto yang dianggap tidak berpihak pada rakyat Mojokerto. Diantaranya kebijakan tentang pelayanan kesehatan yang masih jauh dari harapan masyarakat. Ia mengaku telah bertanya kepada ibu-ibu tentang Posyandu

“Ternyata belum ada perhatian samasekali dari Pemkab,” kata di depan ribuan Kordinator Kecamatan (Korcam) dan Koordinator Desa (Kordes) se-Kecamatan Mojosari yang mengikuti pelatihan saksi di Bendunganjati Pacet Mojokerto, Selasa (8/10/2024).

“Dulu katanya ada uang transfer Rp 100 ribu, tapi tak bisa diambil,” kata lagi.

Begitu juga terhadap Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Pemkab Mojokerto sama sekali tak peduli. Padahal, kata , seandainya TPQ dibantu Rp 200 ribu saja, sudah sangat baik.

“Jumlah TPQ itu kan 8.000. Kalau dibantu Rp 200 ribu, paling sekitar Rp 1,5 miliar atau 1,6 miliar,” katanya.

juga menyoroti penonaktifan 92.000 BPJS warga Mojokerto yang seharusnya ditanggung pemerintah. “Alasannya gak ada uang,” kata .

Padahal BPJS itu sangat dibutuhkan oleh warga Mojokerto yang secara ekonomi tak mampu.

Karena itu akan mengaktifkan kembali 92.000 BPJS warga yang telah dinonaktifkan oleh pemerintahan Bupati Ikfina Fahmawati itu.

“Yang tidak aktif kita aktifkan kembali,” kata putra Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto itu.

yang berpasangan dengan calon wakil bupati dr Muhammad Rizal Octavian dengan akronim Mubarok itu menegaskan bahwa kehadirannya dalam kontestasi pemilihan bupati Mojokerto untuk membawa angin perubahan.

“Perubahan yang lebih baik,” kata sembari mengatakan bahwa Mubarok ingin mengukir sejarah di Mojokerto.

juga menyoroti tentang pendidikan di Mojokerto. Yang juga masih jauh dari harapan masyarakat.

Menurut , masih banyak anak muda Mojokerto yang belum bisa mengenyam pendidikan secara wajar. Terutama karena mereka tak mampu secara ekonomi.

Karena itu berjanji akan memberika beasiswa jika kelak ditakdir sebagai bupati Mojokerto.

“Bagi siswa yang berprestasi, tapi tak mampu secara ekonomi, kita bantu beaya sampai lulus,” kata .

Menurut , selama ini Pemkab Mojokerto banyak memprioritaskan pembangunan infrastruktur sehingga pembangunan sumber daya manusia atau SDM cenderung terabaikan.

Padahal, kata , pembangunan SDM sangat penting. Terutama untuk Mojokerto ke depan.

mengaku tahu tentang berbagai problem itu karena menjabat Wakil Bupati Mojokerto. Tapi ia tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Karena itu ia bertekad maju sebagai calon bupati Mojokerto.

“Mubabrok untuk membawa angin perubahan,” kata sembari minta para relawannya berjuang dan bekerja keras untuk Mojokerto maju, adil dan makmur.

Acara itu diawali istighatsah dan ditutup dengan doa oleh ahayanda , Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.

Selain dihadiri pimpinan parpol, diantaranya H Sholeh, Ketua Demokrat Mojokerto, juga dihadiri para pemateri dan penceramah. Diantaranya Gus Fahmi, Dr Achmad Rubaie, Malik Effendi dan yang lain. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video