Tiga Polisi Tewas Diserang Separatis, Anggota DPR dari PDIP Maki Jokowi
Senin, 28 Desember 2015 17:21 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menilai penembakan di Sinak, Papua merupakan ujung dari berbagai masalah yang kompleks. Salah satu masalahnya menurutnya ialah pembebasan visa di Papua.
Efeknya Polsek Sinak diberondong tembakan oleh kelompok bersenjata hingga menewaskan tiga anggota polisi dan senapan dirampas. Namun, Effendi malah menyalahkan Presiden Jokowi hingga mengeluarkan kata-kata yang tak pantas ditujukan kepada pemimpin bangsa.
BACA JUGA:
Menteri ATR/BPN Hadiri Upacara HUT ke-79 TNI
Bansos Beras Diharapkan Lanjut, Presiden Jokowi Janji Akan Bisiki Prabowo
BPIP Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila di Pasuruan
Dilantik, Syafiuddin dan Imron Amin Proritaskan Kemajuan dan Kesejahteraan Pulau Madura
"Itu kan bebas visa itu kebijakan gombal pemerintah Jokowi. Alih-alih mau mencari devisa, devisa apa? Masak devisa 1.000 atau 2.000 dolar dengan mengorbankan negaramu. Itu kan gila. Negara mencari devisa dari pariwisata tapi dengan cara membebaskan visa. Pemerintah apa begitu? Negara ini dibangun dengan darah 350 tahun," kata Effendi dikutip dari merdeka.com, Senin (28/12).
Menurut Politikus PDIP ini, kericuhan berulang terjadi di Papua karena ada ketidaktegasan Presiden Jokowi. Sebab menurutnya Jokowi terlalu mementingkan lobi politik yang lunak.
"Karena saya lihat pemerintah Jokowi ini mencoba untuk melakukan cara persuasif tapi selalu tidak mendasar. Saya sejak lama sudah mengingatkan bahwa konstelasi gerakan OPM di Papua itu kan tidak bisa kita kesampingkan. Kan ini nyata, mereka ada. Jadi saya kira pemerintah jangan kemudian ambivalen dalam penanganannya. Selalu kita menempatkannya seolah-olah gerakan yang gerakan bersenjata. Kita harus lebih nyata menempatkan bahwa itu adalah separatis," tuturnya.
Bagi Effendi seharusnya penanganan oleh pemerintah tak sembarangan. Dia berharap tak salah langkah lagi seperti penanganan kasus Timor Leste dan kasus GAM. Effendi menuturkan bahwa langkah pertama yang dilakukan kelompok bersenjata di Papua ialah operasi militer yang sporadis. Yang kedua mereka melakukan gerakan politik dalam negeri. Kemudian mereka melakukan politik diplomasi internasional.
sumber : Merdeka.com