Tambang di Jember Dilirik Investor, 9 Wilayah Rawan Konflik
Selasa, 29 Desember 2015 13:56 WIB
JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pertambangan di Kabupaten Jember kembali dilirik investor. Hal ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Jember, Ir. Supaad usai menggelar acara Forum Silaturahmi Daerah Deteksi Dini dalam Rangka Antisipasi Permasalahan Pemilu di salah satu Hotel.
Kali ini, tambang emas di Kecamatan Silo yang rencananya akan digarap pada tahun 2016 mendatang.
BACA JUGA:
5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember
Wanita di Jember Tewas Terlindas Truk Akibat Jatuh dari Boncengan Motor Ayahnya
Kurang Konsentrasi, Dua Pelajar di Jember Tewas Usai Alami Kecelakaan
PKB Jember Buka Pendaftaran Cabup-Cawabup dalam Pilkada 2024
“Kami sudah mendapat informasi mengenai calon investor, yakni dari Antam (Aneka Tambang). Investor tersebut saat ini sudah menghadap di Provinsi Jawa Timur,” kata PJ Bupati Supaad kepada sejumlah awak media.
Menurut Supa’ad, setiap perjinan tambang di suatu daerah termasuk di Jember harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat sekitar lokasi tambang. “Terkait persoalan tersebut kita akan kaji bersama masyarakat. Jadi, dari tambang, kita bisa ketahui masyarakat dapat apa? Pemerintah dapat apa? Investor juga dapat apa?,” Jelas Supaad.
Dia menginginkan agar masyarakat Jember tidak hanya menjadi 'penonton' di Negeri sendiri. Peran aktif masyarakat dalam suksesnya sektor pertambangan juga diperlukan. Dia menginginkan setiap persoalan bisa dimusyawarahkan terlebih dahulu agar tidak terjadi konflik di masa mendatang.
“Harus ada persetujuan dari masyarakat juga. Sehingga ketika sudah beroperasi tidak ada resistensi (hambatan) lagi,” tegasnya.
Kabupaten Jember sendiri menyimpan banyak potensi tambang, mulai dari pertambangan galian B maupun yang masuk kategori galian C. Sektor pertambangan di Jember juga berpotensi menimbulkan konflik. Hal ini menilik pada beberapa insiden di Desa Paseban Kecamatan Kencong, pusat pertambangan pasir besi di Jember.
Sementara itu di tempat terpisah ,Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif mengatakan,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sebelumnya sudah memetakan sebanyak sembilan wilayah tambang rawan konflik. Sembilan titik itu antara lain di Kecamatan Kencong, Silo, Wuluhan, Puger, Panti, Pakusari, Mayang, Tempurejo dan Ambulu.
“Kita tidak mau apa yang terjadi di Lumajang (pembunuhan Salim Kancil) terjadi juga di Kabupaten Jember. Oleh sebab itu, perlu kita bersama merumuskan potensi konflik yang bisa terjadi akibat pertambangan ini,” kata Sabilul.
Simak berita selengkapnya ...