Kunjungan Tim Ekspedisi Islam Nusantara ke Gresik Diwarnai Lampu Mati
Selasa, 12 April 2016 14:19 WIB
Sedangkan kelompok radikal di Indonesia berdasarkan data di PBNU jumlahnya masih 10 juta dari total rakyat Indonesia sebanyak 250 juta jiwa. "Kondisi seperti ini lah yang membuat kelompok di luar Islam yang takut terhadap umat Islam karena dianggap radikal," jelasnya.
Melihat fenomena ini, kata Imam, PBNU memerintah tim Ekspedisi Islam Nusantara untuk menyebarkan informasi kalau ajaran Islam itu damai. "Kami prihatin karena kelompok fundamentalis dan liberalis mengancam dunia," terangnya.
Pada kesempatan itu Imam mengatakan, bahwa tim Ekspedisi Islam Nusantara akan road show ke semua daerah di nusantara. Kabupaten Gresik adalah road show ke 8. "Ekpedisi ini berada di Gresik selama 2 hari, Selasa-Rabu (12-13/4). Kegiatan akan kami akhiri di Raja Ampat," terangnya.
Ditambahkan dia, selama 2 hari di Gresik, tim akan membuat film dokumenter. Tim akan berkunjung ke tempat-tempat sejarah di Kabupaten Gresik, seperti makam waliyullah, Sunan Giri, Maulana Malik Ibrohim, Siti Fatimah Binti Maimun dan lainnya.
Tim Ekspedisi Islam Nusantara selama berkeliling ke Indonesia, selain mensosialisasikan soal bahaya terorisme, kelompok radikal, dan ISIS, juga mensosialisasikan kepada masyarakat nusantara soal bahaya narkoba. "PBNU dan pemerintah sepakat memerangi narkoba," pungkasnya.
Sementara Bupati, Sambari Halim Radianto dalam sambutannya mengaku bangga dengan kegiatan tim Ekspedisi Nusantara dan dan menyambut baik kegiatan tersebut. Di hadapan tim Ekspedisi, Sambari banyak mengulas soal kondisi Gresik dan masyarakatnya yang agamis.
Menurut Sambari, Pemkab Gresik menjunjung tinggi budaya kota santri dan kota wali. Karena itu tradisi seperti istighotsah terus dilesatrikan.
"Pemkab Gresik pada saat HUT menggelar istighotsah, memeringati tahun baru istighotsah, memeringati hari buruh istighotsah. Sehingga, nuansa religi sangat dipegang oleh pemerintah," katanya. (hud/rev)