Harga Gula Melonjak, Dewan akan Panggil Disbun dan Disperindag | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Harga Gula Melonjak, Dewan akan Panggil Disbun dan Disperindag

Senin, 16 Mei 2016 22:50 WIB

ilustrasi

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Mochammad Zainul Lutfi mengaku banyak mendapat keluhan masyarakat akibat melonjaknya harga gula. Karena itu pihaknya akan mengundang Dinas Perkebunan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim untuk dimintai klarifikasi penyebab terjadinya lonjakan harga gula di Jatim.

"Saya pikir kenaikan harga gula ini tidak lazim terjadi karena Jatim mengalami surplus produksi gula. Karena itu dalam waktu dekat Komisi B akan minta klarifikasi dinas terkait di lingkungan Pemprov Jatim terkait upaya pengendalian harga kebutuhan pokok masyarakat yang dilakukan," ujar politisi PAN yang akrab disapa Ilut itu, Senin (16/5).

Senada, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Muhammad Ka'bil Mubarok menyatakan akan segera mengecek kuota gula di triwulan kedua dan ketiga untuk Jatim oleh Disperindag Jatim dan Biro Perekonomian Jatim.

"Kami juga akan mendorong segera dilakukan operasi pasar (OP) jelang puasa dan lebaran untuk antisipasi lonjakan harga sembako jelang puasa dan lebaran," tegas politisi asal PKB itu.

Ia juga sangat berharap masyarakat lebih proaktif dan melapor ke DPRD Jatim jika menemukan permainan harga sembako karena memanfaatkan momen puasa maupun lebaran yang dilakukan pedagang maupun tengkulak bahkan produsen. "Laporan masyarakat sangat kami tunggu supaya persoalan yang dihadapi masyarakat bisa segera ditangani dan dicarikan solusi," tambah Ka'bil.

Kadisbun Jatim, Samsul Arifien mengatakan bahwa total produksi Gula Kristal Putih (GKP) Jatim tahun 2014 mencapai 1,26 juta ton dengan angka konsumsi sekitar 400 ribu ton sehingga Jatim mengalami surplus 800 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula di Indonesia.

Sedangkan kebutuhan gula nasional, lanjut Samsul mencapai 5,4 juta ton per tahun terdiri dari 2,4 juta ton Gula Kristal Putih (GKP) dan 3 juta ton Raw Sugar Import. "Kalau tingkat konsumsi masyarakat Indonesia rata-rata mencapai 450 ribu ton per bulan," bebernya.

Kadisperindag Jatim M Ardhi Prasetiawan, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar operasi pasar yang dimulai 7 hari sebelum puasa tepatnya 1 Juni 2016 sampai H-5 sebelum lebaran Idul Fitri. "Kegiatan ini rutin dilaksanakan Pemprov Jatim untuk antisipasi lonjakan harga sembako jelang ramadhan dan paska Idul Fitri," ujar Ardhi.

Tahun ini, kata Ardhi operasi pasar akan dilakukan di 78 titik tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jatim. Operasi pasar akan dimulai di dua titik di masing-masing kabupaten/kota seminggu sebelum Ramadhan. "Khusus untuk Surabaya ada empat titik, karena wilayahnya sangat luas," dalih mantan Pj Bupati Mojokerto ini.

Untuk mensupport kegiatan tersebut, Pemprov Jatim juga telah mengalokasikan anggaran dalam APBD Jatim 2016 sebesar Rp.7,5 miliar untuk program subsidi ongkos angkut. Dibanding tahun sebelumnya, memang ada peningkatan karena peruntukannya bukan hanya untuk operasi pasar dan subsidi ongkos saja tetapi juga untuk program mudik dan balik gratis bagi masyarakat menggunakan moda transportasi bus dan kereta api.

"Rp.2,5 miliar untuk anggaran mudik gratis dan sisanya Rp.5 miliar untuk operasi pasar dan subsidi ongkos angkut," beber Ardhi Prasetiawan. (mdr/ros)

 

 Tag:   ekonomi jatim

Berita Terkait

Bangsaonline Video