Tafsir Al-Nahl 73-74: Tak Berdasar, Bertuhan kepada Selain Allah
Wartawan: -
Rabu, 01 Juni 2016 11:59 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - Waya’buduuna min duuni allaahi maa laa yamliku lahum rizqan mina alssamaawaati waal-ardhi syay-an walaa yastathii’uuna. Falaa tadhribuu lillaahi al-amtsaala inna allaaha ya’lamu wa-antum laa ta’lamuuna.
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Orang-orang kafir Makkah masih saja tidak mau menggunakan akal sehatnya saat menyembah patung buatannya sendiri. Berhala-berhala itu diyakini punya kekuatan luar biasa dan positif terus. Setiap kali mereka mendapatkan kebaikan, rejeki berlimpah, kesehatan, panen raya, ternak produktif, curah hujan banyak, maka dianggapnya sang patunglah yang memberinya. Tapi bila mendapatkan keburukan, seperti sakit, kekeringan, ternak pada mati, maka Tuhannya Muhammad yang utama dipersalahkan.
Ayat ini mengajak mereka berpikir jernih, apa benar patung-patung itu yang menurunkan air hujan dari langit. Toh patung-patung itu tidak bisa apa-apa, bahkan diterlantarkan di luar dan kehujanan pun diam saja, sama dengan batu biasa yang tergeletak di padang sahara. Apa benar patung-patung bisa menumbuhkan tanaman, menyuburkan hingga panen?.
Simak berita selengkapnya ...