Tafsir Al-Nahl 84-85: Imam Tarawih yang Masuk Neraka | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 84-85: Imam Tarawih yang Masuk Neraka

Sabtu, 11 Juni 2016 14:39 WIB

Ilustrasi

Sisi lain, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa imam, pemimpin, syahid adalah yang paling bertanggungjawab soal amaliah umat. Kepala desa berkewajiban menyeru kebajikan dan berusaha mencegah kemungkaran. Pamong desa yang tahu dan membiarkan rakyatnya berjudi, sabung ayam, apalagi mengadakan dangdutan atas nama desa, diramaikan dengan artis maksiat, joget erotis, maka yang pertama kali menanggung dosa adalah pamongnya, ketua panitianya.

Jika si pamong menyeponsori amal ibadah, seperti mengatur shalat tarawih agar bagus dan berkualitas, lengkap tumakninah dan khusyu', meski dia tidak ikut shalat tarawih, dia mendapatkan pahala dari kebajikan shalat tersebut. Sang imam shalat, dalam hal ini yang paling banyak mendapat pahala. Karena dia yang membimbing umat ke ibadah yang berkualitas.

Andai di sebuah perkampungan ada shalat tarawihnya amburadul, cepet-cepetan sehingga tumakninah dan kekhusyu'an kurang, maka yang pertama kali harus bertanggungjawab adalah imamnya. Jika ternyata pahala kosong dan divonis masuk neraka, maka imamnya yang lebih duluan dijerumuskan. Inilah imam perusak ibadah umat. Kelihatannya memimpin shalat jam'ah, tapi sejatinya merusak pahala. Umat dirugikan gara-gara dia.

Apakah, umat yang makmum juga dipersalahkan oleh Tuhan nanti?. Ayat berikutnya (85) yang menjawab. Orang-orang yang berbuat zalim, kelak akan mengalami siksaan tanpa ada penundaan barang sedikit. Jika makmum sengaja mengikuti dan mengerti bahwa itu buruk, maka sama saja. Sama-sama disiksa. Carilah imam shalat tarawih yang menambah pahala, bukan yang merusak pahala.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video