Tafsir Al-Nahl 90: Lebih Menikmati Ayat Suci Ketimbang Musik Religi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 90: Lebih Menikmati Ayat Suci Ketimbang Musik Religi

Senin, 13 Juni 2016 16:06 WIB

Usai bacaan, al-Walid merunduk dan berkomentar: "Sungguh wahyu yang sangat manis, indah dan bermakna mendalam. Bagai pohon kokoh dengan buah berlimpah-ruah. Sungguh tak kuasa manusia mencipta kata-kata itu".

Lebih lanjut Usman berkomentar, "sejak ayat itu turun, keimananku makin bertambah mantap". Mengapa Usman hingga berkata demikian?

Usman adalah ilmuwan yang sangat memahami bahasa arab dengan baik, sehingga mampu menilai kualitas sastra al-Qur'an. Dilihat dari susunan katanya yang landai, biasa, datar, ternyata enak didengar dan tidak terkesan menggurui. Ayat itu berbicara alami sehingga ringan dipahami, tapi sangat padat arti.

Teknik pengabarannya menggunakan ploting, pertiga point. Tiga kebaikan (adil, ihsan, ita' dzi al-qurba) di antar fi'il mudhari' "ya'mur" berfaidah dawam and istimrar, landai dan kontinyu. Begitu pula plot kedua, berisikan materi kontras berupa tiga keburukan (keji, munkar, jahat) yang juga diantar dengan bentuk mudhara'ah, "yanha ". Dari segi materi, memang kontras, tapi dari isi redaksi sungguh matching. Jadinya, redaksi ayat nampak bak tabrak warna tapi indah.

Lalu, menjadi lebih elegan ketika penutup ayat menambahi dengan bentuk mudhara'ah juga, "ya'idhukum la'allakum tadzakkarun". Tuhan menasehati kalian agar kalian menjadi hamba-Nya yang pandai mengambil pelajaran. Penutup yang santun dan memanusiakan manusia, mengangkat derajat dan memuliakan. Mudah-mudahan kita makin bisa menikmati lantunan ayat-ayat suci al-Qur'an. Telinga lebih mampu menikmati ayat suci ketimbang musik religi. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video