Puji Misi Partai Perindo Mirip Perjuangan Nabi Muhammad, Said Aqil Tinggalkan PKB?
Senin, 13 Juni 2016 22:07 WIB
"Ini jadi dasar Muktamar Banjarmasin 1936, keputusannya NU berkehendak berdirinya negara Darus Salam (negara yang damai), bukan Darul Islam. Negara yang mengakomodir semua komponen. Maka, ketika pasukan Nica datang, KH Hasyim berfatwa membela Tanah Air fardu 'ain, barang siapa mati, syahid, barang siapa berpihak, boleh dibunuh," sambungnya.
Selain itu, saat Jenderal Malaby datang, warga Jawa Timur siap menyambut dengan perlawanan. Bahkan, di hari pertama, mobil Malaby meledak. "Yang masang bom santri Tebuireng, Harun," sambung Said.
NU, kata Said, berkepentingan menjaga NKRI. Terlebih hasil Muktamar 1984 telah menegaskan sikap NU terhadap Islam Indonesia.
"Itulah peranan kiai dan santri mempertahankan NKRI, terakhir keputusan Muktamar 1984, Indonesia negara nasional (Pancasila, NKRI) bagi NU sudah final," tandasnya.
Belakangan ini Said Aqil memang lebih mesra dengan Partai Perindo. Sebaliknya, ia cenderung menjauh dari PKB. Bahkan ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi tak mengangkat menteri dari kader NU, tapi dari PKB. Bahkan meski Jokowi mengatakan ada 6 menteri asal NU tapi kubu Said Aqil tak mengakuinya. Ini tercermin dari pernyataan Marsudi Suhud, salah satu ketua PBNU, yang menegaskan bahwa 4 menteri dari PKB bukanlah representasi NU. (tim)