Sri Mulyani Come Back, KPK Sambut Baik Reshuffle, Bursa Naik 1 Persen
Rabu, 27 Juli 2016 23:16 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Reshuffle kabinet dengan hasil akhir pencopotan sejumlah menteri dan menggeser menteri lainnya menimbulkan pertanyaan sebenarnya apa “dosa” atau “kesalahan” para menteri yang dicopot.
Seperti diketahui, Ignasius Jonan, Anies Baswedan, Rizal Ramli, Sudirman Said, Marwan Jafar, Saleh Husin serta Yuddy Chrisnandi diberhentikan dari posisinya sebagai menteri.
BACA JUGA:
Soal Sri Mulyani dan Basuki Diminta Mundur Dari Kabinet Jokowi, Ini Kata Istana
Konsistensi Dorong UMKM Naik Kelas, Jatim Kembali Raih Penghargaan KUR Award 2022
Heboh Lagi! 90 Persen Keuntungan Hilirisasi Nikel Mengalir ke Cina
Sri Mulyani Perlu Bangun Patung Gayus, Angin Prayitno dan Rafael Alun
Sementara itu Bambang PS Brodjonegoro, Sofjan Djalil, dan Luhut B. Pandjaitan digeser ke posisi lain.
Tentang penghentian sejumlah menteri tertentu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebutkan sejumlah analisis.
Seperti disiarkan TVOne, Rabu (27/7), Qodari menyebutkan bahwa Anies Baswedan dicopot karena terkait dengan Pemilu 2019. Anies disebut berpotensi menjadi penantang para calon presiden di Pilpres 2019.
Sementara Ignasius Jonan dinilai kurang bagus dalam komunikasi politiknya. “Komunikasi politik Jonan kurang manis,” ujar Qodari.
Sementara pencopotan Rizal Ramli dan Sudirman Said dinilai sebagai hal yang harus dilakukan daripada Jokowi memilih salah satu dari keduanya. Seperti diketahui Rizal Ramli dan Sudirman Said sempat berbeda pendapat soal pengelolaan blok Masela.
Selain hal di atas, publik juga tak akan lupa bagaimana Sudirman Said mengungkap kasus Papa Minta Saham terkait Freeport yang membuat Setya Novanto akhirnya harus mundur dari jabatan Ketua DPR RI.
Sementara Rizal Ramli terakhir membatalkan proyek reklamasi di Pulau G, yang membuatnya berseteru dengan Gubernur DKI Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.
Sementera itu, pengamat politik Hanta Yudha menilai penggeseran Luhut dari posisi Menko Polhukam dilakukan karena Luhut terkesan lebih di atas dari Presiden.
Menyinggung soal Anies Baswedan, pengamat politik dari Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid menyebutkan jika Anies banyak diprotes sementara kalangan karena terlalu berpihak pada kelompok tertentu. Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa Anies cocok jadi menteri pengembangan manusia yang merupakan bidang konseptual, bukan bidang taktis.
Sementara itu, Sri Mulyani Indrawati seolah membuktikan ucapannya pada 2010. Sesaat setelah terpilih menjadi Managing Director World Bank dan melepas posisi Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, dia mengatakan akan come back.
Kini dia kembali menduduki kursi Menteri Keuangan setelah Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet. "Menteri Keuangan Indonesia," bunyi profil terbaru Sri Mulyani dalam situs LinkedIn yang diperbaruinya, Rabu, 27 Juli 2016.
Ini ketiga kalinya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan. Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dia dua kali menjabat Menteri Keuangan, yakni di Kabinet Indonesia Bersatu I dan II. Namun gonjang-ganjing politik di Tanah Air dalam kasus Bank Century pada 2010 membuat SBY saat itu melakukan perombakan kabinet. SBY mengganti Sri Mulyani dengan Agus Martowardojo. "I'll be back," kata Sri Mulyani saat itu.
Setelah memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengaku telah mengundurkan diri sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. "Sudah resign dong," ujar Sri seusai dilantik.
Pengunduran diri itu diajukannya ke Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Selasa malam. Presiden Kim kemudian mengabarkan pengunduran dirinya ke semua pejabat Bank Dunia.