Setahun Dimakamkan, Warga Suryoputran Pulang Lagi ke Rumah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Setahun Dimakamkan, Warga Suryoputran Pulang Lagi ke Rumah

Rabu, 03 Agustus 2016 23:20 WIB

Waluyo kembali lagi ke rumah.

YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com - Warga Suryoputran PB 3/43, Panembahan, Kraton, , mendadak heboh dengan kembalinya Waluyo (62) ke rumahnya. Sebab, pada Mei 2015 lalu, pria yang bekerja sebagai tukang becak ini dinyatakan "meninggal" karena jadi korban tabrak lari dan sudah "dimakamkan".

Tapi, pada Selasa (2/8) siang, Waluyo tiba-tiba pulang ke rumahnya di Suryoputran PB 3/43, Panembahan. Saat ada yang mengetuk pintu, keluarga kaget. Ternyata, pria yang ada di balik pintu adalah Waluyo.

"Saat membuka pintu, ya kaget. Ibu itu sampai lihat kakinya menapak di tanah atau tidak," ujar anak Waluyo, Anti Ristanti, Selasa (2/8).

Selain keluarga, beberapa warga juga terkejut dengan kepulangan Waluyo ke rumahnya. "Tetangga juga kaget bapak kok balik lagi. Tetapi, memang benar bapak," katanya.

Anti menceritakan, ayahnya meninggalkan rumah sejak Januari 2015 lalu. Ayahnya selama ini memang sering tidak pulang sampai berbulan-bulan karena profesinya sebagai tukang becak.

"Bulan Mei 2016 saya mendapat kabar ada tabrak lari di daerah Wonosari," ucapnya.

Saat keluarga mengecek ke rumah sakit, wajah korban mengalami luka gores dan lebam. Namun, saat dilihat, wajah, gigi, rambutnya memang mirip dengan Waluyo. Dugaan itu diperkuat dengan kaus yang dikenakan korban juga mirip milik Waluyo.

"Wajahnya dan ciri-cirinya mirip bapak, tinggi badan, bajunya," ucapnya.

Selama enam hari, pria yang mirip Waluyo itu dirawat di Rumah Sakit Sardjito. Dia dalam keadaan koma. Keluarga pun menungguinya secara bergantian. Setelah enam hari dirawat, pria tersebut meninggal dunia.

"Saat ibu memandikan juga melihat wajahnya memang mirip bapak," katanya

Setelah itu, korban yang diduga Waluyo itu dimakamkan di tanah kelahirannya di Suren Kulon, Canden, Jetis, Bantul. "Mungkin yang dulu itu gelandangan, tetapi wajahnya memang persis sekali," kata Anti.

Anti mengaku, setelah mendengar kabar bahwa ayahnya hidup kembali dan pulang, perasaannya campur aduk antara senang dan tidak percaya. Ia berharap, setelah pulang, ayahnya tidak pergi lagi. Anti ingin ayahnya tetap bersama keluarga di rumah.

"Saya pengen bapak tetap di rumah. Saya sudah kerja, jadi bisa merawat bapak," tuturnya.

Saat ditemui di rumahnya, Waluyo mengaku tidak pulang karena mendapat pekerjaan di Semarang. Selama di Semarang, ia tidur di emperan toko hingga akhirnya bertemu dengan salah satu orang yang mengenalnya dan mengantarkan pulang ke Yogya.

"Tadi bertemu manajer hotel di daerah Dagen, Kota Yogya, lalu diantar pulang. Dari Semarang jam 08.00 pagi," tuturnya

Sementara itu, Kepala Dukuh Suren Kulon Agung Sudarto membenarkan Waluyo lahir dan besar di Suren Kulon. Ia sendiri yang saat pemakaman menerima jenazah sebagai perwakilan warga Suren Kulon.

"Kemarin ditelepon keluarganya di Suryoputran kalau Waluyo pulang. Lha, saya kaget, terus yang dimakamkan dulu itu siapa," ucapnya.

Ia lantas mengajak Sadari, yang tidak lain adalah kakak sepupu Waluyo, berangkat ke Suryoputran untuk memastikan tentang kabar itu.

Saat mereka tiba di Suryoputran, Waluyo yang berada di halaman siang itu langsung mengenali keduanya dan memanggil.

"Saya itu langsung dipanggil, Pak Dukuh. Kakaknya juga dipanggil. Saya, Sadari (kakak sepupu Waluyo) sempat ngobrol lama dan kita yakin 100 persen kalau yang pulang itu benar Waluyo," katanya.

Waluyo, pria yang dianggap meninggal sempat diinterogasi guna memastikan pria yang pulang ke rumah itu benar-benar Waluyo.

Interogasi itu dilakukan oleh Sadari, kakak sepupu Waluyo dan Agung Sudarto, kepala Dukuh Suren Kulon, Kelurahan Canden, Kecamatan Jetis, kabupaten Bantul.

"Mendapat kabar (kepulangan Waluyo), langsung saya mengajak Sadari berangkat ke Suryoputran menemui Waluyo," ujar Agung saat ditemui Kompas.com, Rabu (3/8/2016).

Agung menuturkan, saat tiba di Suryoputran, Waluyo sedang berada di halaman depan rumah. Seketika melihat kedatangan dua orang itu, Waluyo langsung memanggil mereka.

"Waluyo masih ingat saya, manggil pak Dukuh," kata Agung.

Meski masih ingat, namun Agung tidak lantas berani menyimpulkan bahwa pria yang pulang benar-benar Waluyo. Agung dan Sabari lalu mengajak Waluyo mengobrol.

Sambil ngobrol santai, Agung dan Sadari melontarkan beberapa pertanyaan untuk memastikan bahwa pria di depannya itu benar-benar Waluyo. "Saya tanya tentang zaman dulu saat masih di Suren Kulon. Dia bisa bercerita panjang lebar dan benar," tandasnya.

Bahkan, Waluyo saat ngobrol santai mengatakan berniat untuk berkunjung ke Dusun Suren Kulon untuk dipijat

"Mau ke sini, katanya ingin pijat di bapaknya Tia. Dia ingat kalau bapaknya Tia tukang pijat, jadi ini benar Waluyo," katanya.

Sadari menambahkan, dari logat bicaranya, pria itu memang Waluyo. Namun ia juga sengaja melontarkan beberapa pertanyaan untuk memastikan keaslian adik sepupunya itu.

"Saya tanya, punya keluarga di Bantul tidak? Dia jawab punya. Lha terus saya minta sebutkan nama-namanya, dan benar," kata Sadari.

Setelah mengobrol beberapa jam, Sadari dan Agung akhirnya yakin bahwa yang pulang ke rumah itu benar-benar Waluyo. "Yakin 100 persen, Waluyo," pungkasnya. (syc/ns)

Sumber: Surya

 

sumber : Surya

 Tag:   Unik-Aneh Yogyakarta

Berita Terkait

Bangsaonline Video