Ingin Mandiri, Kampung Sinaoe Tolak Intervensi Pemerintah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ingin Mandiri, Kampung Sinaoe Tolak Intervensi Pemerintah

Editor: Rosihan
Sabtu, 24 September 2016 23:00 WIB

Pintu masuk Kampoeng Sinaoe. foto: rizky alvian/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – M Zamroni, pendiri Kampung Sinaoe di Desa Siwalan Panji, Buduran menegaskan bahwa lembaganya menolak intervensi pihak lain, termasuk pemerintah.

Jangankan bantuan dari Pemkab , untuk tingkat RT pun, bantuannya ditolak halus. Bahkan, bantuan dari sebuah lembaga Kanada pun ditolak.

Kampung Sinaoe termasuk lembaga pendidikan nonformal, yang selama ini digunakan untuk kegiatan belajar, mulai dari siswa sekolah hingga karyawan.

Di lembaga ini bisa mendapatkan pembelajaran seperti bahasa Inggris, ilmu komputer hingga keagamaan. Kampung dilengkapi berbagai fasilitas salah satunya adalah gazebo dan perpustakaan yang dibuka untuk warga sekitar.

Zamroni menegaskan bahwa jika ada campur tangan dari pemerintah maupun pihak lain, akan mengakibatkan sistem dan peraturan di lembaganya mengalami kerusakan. “Saya jelas menolak kalau ada intervensi dari pihak luar, termasuk pemerintah. Soalnya nanti ke depannya jadi tambah rusak. Contoh salah satunya yaitu kalau ganti-ganti kurikulum itu saja banyak pihak-pihak sekolah lain yang mengeluh,” ujarnya.

Dirinya ingin lembaga yang dikelolanya saat ini berdiri sendiri dan mandiri. “Saya juga pernah ditawari salah satu pihak dari lembaga luar negeri yaitu dari Kanada yang ingin kerja sama. Tapi saya memutuskan untuk menolaknya. Soalnya saya ingin lembaga ini memiliki ciri khas sendiri,” katanya.

Untuk masalah dana, lembaganya menerapkan sistem subsidi silang sehingga harapannya semua kalangan bisa merasakan pendidikan yang berkualitas.

“Contoh paling sederhana saja masalah peminjaman buku di perpustakaan, saya serahkan kepada anak saja kalau pinjam ya tinggal nulis. Untuk masalah mengembalikannya terserah, gak dikembalikan ya terserah, jadi gak ada tenggat waktu. Tapi buktinya buku gak ada yang hilang malah tambah banyak. Jadi intinya, zaman sekarang itu tambah diatur tambah makin suka melanggar,” tuturnya.

Sehingga dirinya membebaskan siswa didiknya untuk meminjam buku dari perpustakaannya sebab alasannya siswanya tidak mengandalkan materi yang diajarkan tentor, tetapi juga mencari wawasan lewat membaca buku.

“Pokoknya jika saya disuruh milih masalah campur tangan, saya hanya memilih campur tangan dari Gusti Allah, karena saya menginginkan lembaga ini bisa bermanfaat bagi semua masyarakat,” ujarnya.

Sehingga dirinya saat ini berkomitmen untuk menjadikan lembaganya sebagai lembaga yang mencetak generasi muda yang berkualitas dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Dirinya juga mengatakan bahwa sukses itu bukan keberhasilan dari miskin ke kaya, ataupun sebagainya tetapi yang dinamakan sukses adalah keberhasilan yang bisa bermanfaat bagi orang lain salah satunya adalah mengamalkan ilmu yang didapatnya selama menjalani pendidikan. (rizky alvian/UTM).

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video