Dukung Ahok, Djan Faridz Rela Jenazahnya Tak Disalati, Djarot Diusir dari Masjid Al-Atiq Tebet | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dukung Ahok, Djan Faridz Rela Jenazahnya Tak Disalati, Djarot Diusir dari Masjid Al-Atiq Tebet

Sabtu, 15 April 2017 00:36 WIB

Djan Faridz

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, menyatakan sudah bulat memberi dukungan kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI.

Dia siap menanggung konsekuensi dari pilihannya itu. Bahkan dia rela jika meninggal nanti jenazahnya tidak disalati.

"Saya ikhlas kalau meninggal enggak disalati," kata Djan Faridz saat menghadiri acara "Jakarta Berselawat" di Gedung Olahraga Ciracas, Jakarta Timur, dikutip dari Tempo.co Jumat (14/4).

Penegasan itu disampaikan Djan Faridz lantaran belakangan ini muncul seruan untuk tidak mensalatkan jenazah para pendukung Ahok-Djarot. Bahkan seruan itu disampaikan secara terang-terangan lewat spanduk yang dipasang di sejumlah masjid di Jakarta.

"Yang salati nanti ibu-ibu saja ya. Mau enggak? Kalau mau, saya enggak takut," ujar Djan Faridz, kepada peserta selawat yang kebanyakan kaum ibu.

Djan menuturkan jika ingin menjadi pemimpin, maka jangan menggunakan cara tidak terpuji, seperti fitnah. Ia mengibaratkan, menggaet suara warga Jakarta seperti merayu wanita cantik. Sehingga, ia meminta jangan merayu wanita dengan memberikan informasi yang sesat.

"Masa mau merebut pacar orang pakai fitnah? Enggak benar itu. Ngaco. Nih Djan Faridz ikhlas mati enggak disalati," ujarnya.

Djan Faridz mengajak seluruh warga Jakarta untuk berani memilih calon sesuai dengan hati nurani, meskipun diimpit berbagai ancaman. Ia meminta jangan sampai perbedaan paham justru memecah belah warga Jakarta, seperti yang terjadi di beberapa negara Timur Tengah. "Jakarta jangan sampai kayak begitu," ujarnya.

Sementara kemarin, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, diusir dari Masjid Al-Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, seusai menjalankan salat Jumat. Pengeras suara masjid kembali dinyalakan ketika jemaah satu per satu meninggalkan tempat ibadah itu.

Orang yang memegang mikrofon di mimbar masjid berseru agar jemaah tidak memilih pemimpin non-muslim dalam Pilkada DKI. Bahkan, saat Djarot bersiap meninggalkan masjid, mereka berteriak, "Usiiir!! Usiiirr...". Mereka juga menyerukan takbir dan mengimbau agar jemaah memilih pemimpin seiman.

Djarot tidak terlalu terpengaruh dengan provokasi itu. Ia mengatakan tidak tahu masjid mana yang menolak pasangan calon nomor urut dua. Menurut Djarot, setiap umat muslim bebas menjalankan ibadah salat Jumat di mana pun.

"Setiap kali mau Jumatan, kami selalu cari masjid yang satu jalan dengan agenda selanjutnya," kata Djarot. "Kebetulan setelah ini kami akan ada agenda di Ciracas."

Semula Djarot merasa jemaah di masjid itu menerima kedatangannya. Bahkan mereka sempat meminta bersalaman dan berfoto. Namun, situasi berubah ketika seorang takmir menyampaikan larangan memilih pemimpin non-muslim menjelang salat Jumat digelar.

"Sebetulnya jemaahnya tidak apa-apa. Cuma tadi takmirnya yang mulai provokasi," ujar Djarot.

Selain itu, di tengah khotbah, penceramah juga menyampaikan hal serupa. "Insyaallah akan dapat rida Allah dan rahmat Allah. Mari kita memilih pemimpin muslim dan niat kita diridai Allah," ujar penceramah.(tempo.co)

Sumber: tempo.co

 

sumber : tempo.co

Berita Terkait

Bangsaonline Video