Menguak Kampung Arak di Sidolaju Ngawi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menguak Kampung Arak di Sidolaju Ngawi

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Zainal Abidin
Senin, 07 Mei 2018 03:44 WIB

Salah satu rumah di Desa Sidolaju yang digerebek polisi beberapa waktu lalu. foto: ZAINAL/ BANGSAONLINE

Kata Kasidi, arak produksi Desa Sidolaju lebih baik dibandingkan arak dari Desa Kerek. "Kalau di desa Kerek bahan bakunya dari tetes tebu, air, dan ragi tape. Lalu direndam selama satu pekan setelah, itu baru dapat dimasak atau disuling. Sedangkan dari desa Sidolaju memakai bahan baku dari gula tebu tradisional (gula merah), air, dan tape ketan hitam lalu direndam selama satu pekan. Untuk pembakaran memakai kayu mahoni, jadi tidak sembarang kayu dapat dipakai. Lama pembakaran sekitar 3 jam untuk sekali masakan," ungkapnya.

"Hal inilah yang membedakan kualitas arak Sidolaju dibanding daerah lain. Kalau orang yang tidak biasa mabuk, kalau minum arak sini tidak mungkin kuat karena kadar alkoholnya sangat tinggi," terang Kasidi.

Menurut warga setempat, sebenarnya arak dari desa Sidolaju tidak diproduksi besar-besaran. Miras tersebut lebih banyak dimanfaatkan sebagai suguhan pada saat ada warga yang mempunyai hajat. Biasanya warga yang mempunyai hajat seperti pernikahan, kelahiran bayi, maupun khitanan, tuan rumah menyediakan arak.

Hal ini dibuktikan dari tahun ke tahun, di mana pembuat arak di kampong tersebut selalu berkurang. "Pada awal saya menjabat Kasun ada sekitar 12 warga, tetapi yang terakhir tinggal 7 warga," urai Kasidi.

Kalau di desa Kerek membuat arak sebagai mata pencaharian utama, akan tetapi di desa Sidolaju hanya sampingan yang hampir semua pembuatnya adalah para petani. (nal/ian)

 

 Tag:   Miras Ngawi

Berita Terkait

Bangsaonline Video