Serunya Sesi Puncak Debat Publik I Pilbup Jombang, 'Debat Kusir' antar Paslon | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Serunya Sesi Puncak Debat Publik I Pilbup Jombang, 'Debat Kusir' antar Paslon

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Revol Afkar
Minggu, 13 Mei 2018 04:39 WIB

Para paslon foto bersama usai debat. foto: BANGSAONLINE

Jawaban ini kemudian ditanggapi oleh Choirul, cawabup dari paslon nomor 3. Menurutnya, jawaban yang diberikan oleh paslon nomor 1 belum menjawab pertanyaan seputar peningkatan pendidikan inklusif. "Paslon nomer 1 ini kan incumbent (Mundjidah menjabat Wabup,red), tapi buktinya sampai sekarang seragam masih bayar," timpal Gus Syaf.

Menjawab hal ini, Sumrambah mengatakan jika nantinya progaram seragam gratis dan beasiswa tersebut juga akan menyentuh siswa-siswi SLB. "Kami ingin anak-anak SLB ini juga bisa menempuh pendidikan sampai tingkat yang lebih tinggi," paparnya.

Selanjutnya adalah babak yang tak kalah seru dalam sesi puncak ini, yakni masing-masing paslon bebas memberikan pertanyaan terhadap paslon lain seputar tema dabat maupun seputar visi-misi.

Babak ini diawali dari paslon nomor 2 yang mengajukan pertanyaan kepada paslon nomor 3. Dalam pertanyaannya, Subaidi meminta penjelasan tentang program paslon nomor 3 berupa Jumat Keliling.

"Menurut paslon 3, program Jumat Keliling ini kan untuk pemberdayaan pesantren. Tapi saya agak aneh dengan program ini, kaitannya dengan pemberdayaan pesantren dengan Jumat Keliling itu apa? Sedangkan kita paslon 2 juga punya program pemberdayaan pesantren. Nantinya pesantren-pesantren ini akan kita dorong untuk pemberdayaan dalam sektor ekonomi," cetus Subaidi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Gus Syaf menjelaskan jika program Jumat Keliling bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan kegotong-royongan umat beragama. "Kita lihat langsung di sendi-sendi, bagaimana masyarakat menjalankan toleransinya. Saat ini masyarakat tidak tahu data-data pondok pesantren, Pemkab Jombang tidak memilikinya. Program Jumat Keliling ini bertujuan melihat bagaimana mengatasi kesenjangan pondok yang besar dan kecil, masjid yang besar dan yang kecil," jlentreh Gus Syaf.

Menanggapi jawaban tersebut, Subaidi menyadari jika antara program yang dimilikinya dengan paslon nomor 3 ternyata terdapat perbedaan konsep. "Beliau meletakkan pesantren hanya satu perspektif saja, tidak meletakkan pesantren sebagai agen peningkatan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan di program kami, pesantren kami libatkan untuk pemberdayaan, khususnya di bidang ekonomi. Karena itu, ini hanya perbedaan konsep saja," tukasnya.

Gus Syaf pun kemudian kembali mmenanggapi jawaban Subaidi. "Kami hanya kasihan karena pak Subaidi menanggung beban karena paslon 2 yang hadir tidak lengkap. Intinya, kami ingin membangun pesantren yang modern, kami sambang ke masjid-masjid. Intinya, kami mengakomodir pondok-pondok besar maupun yang kecil, termasuk aliran-aliran satu dan yang lain. Intinya bagaimana membangun pesantren yang modern."

Debat tak kalah seru juga tersaji saat giliran paslon nomor 3 memberikan pertanyaan. Pertanyaan tersebut diberikan kepada paslon nomor 1. "Paslon nomor 1 mempunyai program anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Tetapi selama incumbent menjabat 5 tahun, prakteknya di lapangan terjadi korupsi ria, raskin, KKN terjadi," terang Gus Syaf saat memberikan pertannyaan.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Mundjidah Wahab menyatakan jika dirinya selama ini hanya menjabat wabup, sehingga tidak mempunyai kewenangan lebih untuk mengatasi KKN. "Karena itu apabila kami dikehendaki memimpin Jombang, sesuai visi kami, menciptakan good government untuk mencegah KKN. Kami tidak banyak memberikan janji, kami akan memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jombang," tuturnya.

Mendapat jawaban tersebut, Gus Syaf kembali menyinggung masalah raskin di Kabupaten Jombang. "Untuk mengatasi raskin saja tidak bisa. Saya mendapat laporan ada Bu Sundari yang selama ini baru menerima raskin satu kali saja. Bu Mundjidah saja menjadi wakil bupati tidak bisa menyelesaikan KKN, sekarang mau nyalon bupati," sidir Gus Syaf.

Terkait hal ini, Mendjidah menegaskan jika permasalahan yang terjadi di Pemkab Jombang selama dirinya menjabat Wabup akan dijadikan pelajaran untuk diperbaiki. "Saya tidak ingin mengungkit permasalahan yang terjadi di pemerintahan yang lalu, masyarakat pasti sudah tahu bagaimana kondisinya. Kami hanya ingin menggunakan pengalaman tersebut untuk memperbaiki pemerintahan yang akan datang untuk benar-benar mencegah praktek KKN," pungkasnya.

Sedangkan saat paslon nomor 1 mendapatkan giliran bertanya, pertanyaan tersebut ditujukan kepada paslon nomor 3. Pertanyaan ini diajukan oleh Sumrambah. "Sektor pertanian sampai saat ini masih menyokong ketahanan pangan, tapi angka kemiskinan yang paling banyak di sektor pertanian. Pertanyaannya adalah, langkah-langkah strategis dan konkret apa yang bisa dilakukan untuk mengentaskan petani dari jerat kemiskinan?" ujar Sumrambah.

Mendapatkan pertanyaan ini, Gus Syaf justru mempertanyakan kondisi infrastruktur pertanian di Kabupaten Jombang yang tidak terbangun dengan baik. Menurutnya, pemerintah Jombang sampai saat ini tak mampu menyelesaikan masalah pertanian.

"Di Megaluh saja ada irigasi yang rusak tidak diperbaiki. Di jatirowo ada banjir karena buruknya sodetan, tapi juga tidak segera dibenahi, infrastruktur irigasi tidak diperbaiki. Masalah ini sudah sekian puluh tahun tidak diperbaiki oleh bupati-bupati terdahulu," cetusnya.

"Saya anak petani, untuk pertanian yang terpending bagaimana pupuk tidak langka, dan hasil pertanian bisa terjual sesuai harapan," terangnya.

Lantas, pernyataan Gus Syaf ini ditanggapi oleh Sumrambah. Berdasarkan data, saat ini rata-rata petani hanya mempunyai lahan seluas 0,2 hingga 0,25 hektar. Karena itu, menurutnya sangat sulit untuk mengentaskan kemiskinan di sektor pertanian. "Cara yang paling tepat untuk mengatasi itu adalah diversifikasi pertanian ditunjang dengan regulasi. Irigasi dan pupuk penting, tapi itu bukan jalan satu-satunya," timpal Sumrambah.

Usai sesi tanya-jawab tersebut, debat publik pertama Pilbup Jombang ini kemudian ditutup dengan orasi politik oleh masing-masing paslon. (rev/ian)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video