Saling Memaafkan di Musala, Budaya yang Masih Diuri-Uri Warga Pacitan
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yuniardi Sutondo
Sabtu, 16 Juni 2018 09:45 WIB
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Tradisi saling bersilaturahmi saat lebaran sudah menjadi budaya masyarakat muslim di Indonesia, tak terkecuali di Pacitan. Mereka saling memanfaatkan momentum tersebut untuk saling bermaafan. Baik dengan sesama anggota keluarga maupun dengan tetangga dan kerabat dekat lainnya.
Uniknya, di Pacitan budaya saling bersilaturahmi itu sering dilakukan di sebuah musala, seusai menjalankan salat Idul Fitri. Tradisi ini sebagaimana dilakukan salah satu kelompok warga di lingkungan Barak Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Sejak berabad-abad silam, nenek moyang mereka selalu memanfaatkan hari pertama lebaran untuk saling berjabat tangan dan saling memaafkan saat berada di sebuah musala.
BACA JUGA:
Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
Dalam Sehari, 2 Warga Pacitan Gantung Diri
"Ini sudah tradisi sejak nenek moyang kita dulu. Selepas salat id, mereka langsung berjabat tangan saling maaf memaafkan," ujar Sugiyanto, salah seorang warga yang berhasil ditemui wartawan, Jumat (15/6).
Suasana haru bercampur bahagia sempat mewarnai tradisi saling memaafkan di hari nan fitri tersebut. Tak jarang dari mereka sampai menitikan air mata sebagai tanda ketulusan hati memberikan maaf kepada sesama.
"Uniknya dari tradisi ini, bagi yang sudah sepuh atau ditokohkan diberikan tempat duduk. Lantas satu per satu warga mendatangi dan berjabat tangan meminta maaf. Setelah itu mereka saling berangkulan. Terutama ibu-ibu sampai sesenggukan menahan tangis. Itulah budaya luhur masyarakat yang sampai detik ini masih dilestarikan," tuturnya.