Cegah Radikalisme dan Terorisme, Saring Sebelum Sharing Informasi
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Rabu, 26 September 2018 23:08 WIB
Menurutnya, perjuangan melawan informasi hoax dan intoleran sangat berat. Sebab, kelompok radikal masuk dari berbagai segmen dan menggunakan kemampuan maksimal. Bahkan ada guru besar dari perguruan tinggi ternama juga turut serta dalam menyebarkan faham radikal.
"Penangkalan dari aspek pemhaman penting. Radikalisme bisa lokal, nasional dan internasional.
Ini sangat bahaya. Bukan problem agama yang menjadi masalah utama, tapi problem sosial dan politik yang dikemas dalam agama," tandasnya.
Dalam kesempatannya, Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT Letkol Laut Setyo Pranowo membenarkan masih banyak akun yang menyebarkan informasi hoax. Bahkan ada banyak majalah yang berafiliasi dengan ISIS. Menurutnya, penanggulanan radikalisme, terorisme, dan hoax membutuhkan kerja strategis dari aparat serta partisipasi dari masyarakat. Idiologi dan informasi yang menyertainya harus benar-benar disaring.
"Pendekatan lunak pilihan tepat penanggulangan teroris. Semua komponen bangsa bersatu, kedamaian akan tercapai. Media sosial dan massa menjadi garda melawan terorisma," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala FKPT Prov Jatim Soubar Isman menerangkan, acara kali ini digelar dengan tujuan untuk membahas tentang pentingnya saring sebelum sharing informasi. Terutama informasi yang berkaitan dengan muatan intoleransi seperti terorisme dan radikalisme. (ian/rev)