Khofifah, dari Wonocolo Menuju Grahadi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Khofifah, dari Wonocolo Menuju Grahadi

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Didi Rosadi
Rabu, 13 Februari 2019 20:48 WIB

Khofifah saat mencicipi Semanggi Suroboyo.

Niko menggambarkan sebagai sosok yang punya pendirian kuat, pekerja keras punya komitmen tinggi. Terbukti, selama ia memimpin PMII Cabang Surabaya, tak pernah sepi dari kegiatan. Mulai kegiatan pengkaderan sampai diskusi ilmiah. Padahal saat itu, sangat sulit mencari pendanaan. Tak ada yang berani menyumbang kegiatan di masa orde baru (orba).

Tak ada pilihan lain, menurut Niko, dan pengurus serta kader harus urunan. Itu pun kadang jauh dari cukup. Tak heran kadang Ketua atau pengurus harus menggadaikan atau menjual barang berharga yang dimiliki.

"Saya juga mendengar sampai menjual sepeda motor dan perhiasan yang ia miliki untuk membiayai kegiatan pelatihan kader. Namun, tak pernah menceritakan langsung dari mulutnya. Saya hanya mendengar dari sahabat yang mengetahui peristiwa itu. Sepertinya beliau sengaja tak mau riya," imbuh alumni UIN Sunan Ampel (UINSA) ini.

Pasca menjadi Ketua PC PMII Kota Surabaya, hijrah ke Jakarta. Ia pun menjadi Ketua Pengurus Besar Korps Perempuan PMII (PB KOPRI) hasil Kongres PMII di asrama haji Sukolilo Surabaya pada tahun 1988. Selanjutnya, meniti karir di jalur politik hingga terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di usia 26 tahun.

Di Partai berlambang Ka'bah ini, sempat menjadi Ketua Fraksi dan pimpinan DPR RI. Pada pemilu 1997, kembali terpilih menjadi anggota DPR RI. Namun kemudian ia memutuskan keluar dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan Gus Dur bersama PBNU dan kiai khos di tahun 1998.

Di PKB ini karir semakin cemerlang. Pada pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama di era reformasi, kembali terpilih menjadi anggota DPR RI. Tak lama di parlemen, Gus Dur menariknya ke Kabinet dengan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak. menjadi menteri hingga tahun tahun 2001, karena Gus Dur lengser.

pun kembali fokus sebagai membina Muslimat NU, organisasi yang ia pimpin sejak tahun 2000. Pada pemilu 2004, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari PKB. Namun, tidak sampai menyelesaikan perioderisasi di parlemen karena maju dalam pemilihan gubernur Jawa Timur tahun 2008. Berpasangan dengan Mujiyono, dewi fortuna belum berpihak padanya. Padahal pasangan dengan akronim KaJi itu sempat unggul hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dinyatakan sebagai pemenang hasil hitung manual Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pada pilgub 2013, kembali maju sebagai cagub. Kali ini ia berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Herman Suryadi Sumawiredja. Pasangan ini haris menelan pil pahit karena dicoret KPU Jatim karena dianggap tidak memenuhi syarat dukung 15 persen suara partai politik. Setelah melakukan perjuangan ke Mahkamah Kehormatan Pemilu (MKP), permohonan pasangan dengan akronim BerKah dikabulkan. pun bisa berlaga di pilgub 2013. Namun, kembali pasangan KarSa keluar sebagai pemenang.

tak mau berlama larut dalam kekalahan, ia pun menjadi salah satu motor di tim kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada pilpres 2014. Pasangan jokowi-JK pun mengalahkan Prabowo-Hatta. pun kembali masuk kabinet sebagai Menteri Sosial.

Karena besarnya dukungan massa akar rumput yang menginginkan maju kembali dalan pilgub Jatim 2018, akhirnya mengundurkan diri sebagai Mensos dan mendaftarkan diri sebagai cagub berpasangan Emil Elestianto Dardak, Bupati Trenggalek. Kali ini -Emil harus berhadapan dengan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Kali ini dewi fortuna berpihak pada . Ia pun menang dan dilantik sebagai gubernur Jatim oleh Presiden Jokowi.

Sejak pelantikan, berhak menempati rumah dinas di komplek Gedung Negara Grahadi. Di Grahadi inilah, Gubernur Jawa Timur biasa beraktivitas dan menerima tamu-tamu penting. Semua mafhum, meskipun Gubernur Jatim berkantor di Jl. Pahlawan No. 110 tapi Grahadi menjadi simbol kekuasaan di Jatim.

"Wis wayahe, arek Wonocolo dadi Gubernur," kata Hadi Mulyo Utomo, orang dekat . (mdr/ian)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video