Tafsir Al-Isra 26-27: Pecandu Gadget Teman Syetan
Editor: Redaksi
Wartawan: .
Selasa, 12 Maret 2019 12:05 WIB
Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag
26. Waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.
TAFSIR AKTUAL:
“Inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini”. Pemubadzir adalah teman syetan. Begitu Allah SWT memandang pemubazir harta, barang, dan sesuatu yang lain. Kata al-mubadz-dzirin terlahir dari masdar “tabdzir” seperti tersebut pada ayat. Artinya, penyia-nyiaan, penelantaran, terbuang percuma, dan tidak dimanfaatkan. Tabzir pada obyek apa?
Memang tidak disebutkan orientasi tabzirnya, tapi semua orang arab pasti sudah mengerti bahwa itu ideom untuk harta atau benda. Apa hanya khusus pemubaziran harta saja yang dilarang?.
Pertama, dari bentuk mu’arraf bi “AL” yang menunjuk spesifik dan khusus, maka konotasinya kepada harta. Meski demikian, tidak ada larangan pengembangan makna atas dasar umum al-lafdh yang menunjuk makna umum, apa saja.