11,84 Persen Balita di Kota Madiun Mengalami Stunting
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Hendro Utomo
Kamis, 14 Maret 2019 17:08 WIB
KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Kasus stunting (Tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur) di Kota Madiun masih cukup tinggi. Data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) merilis, hingga akhir tahun 2018 terdapat 995 balita atau 11,84 persen mengalami stunting.
Kepala Dinkes dan KB Kota Madiun, dr. Agung Sulistya Wardani di sela-sela Sarasehan Penanganan Masalah Gizi, Kamis (14/3/2019) mengatakan, angka tersebut masih dapat ditoleransi. Sebab badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menargetkan angka stunting di suatu wilayah tidak boleh lebih dari 15 persen. Menurut Wardani, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi balita mengalami stunting, di antaranya 30 persennya dari sisi kesehatan, 70 persen lainnya multisektor. Misalnya dipengaruhi kesehatan lingkungan, seperti mutu tanah dan air.
BACA JUGA:
Penuh Antusias, Masyarakat Harapkan Haul Panembahan Ronggo Djumeno Jadi Ikon Kota Madiun
Peringati Maulid Nabi dan Haul Panembahan Ronggo, Para Budayawan Kenalkan Seni Khas Asli Madiun
Ajak Warga Kibarkan Merah Putih pada 1 Agustus, Pemkot Madiun Bagikan Ribuan Bendera
Jelang Pengamanan Malam Suro, Polres Madiun Kota Gelar Istigasah dan Doa Bersama
Upaya mencegah stunting, pihak Dinkes melakukan pendampingan pada 1.000 hari pertama kehidupan. Artinya, sejak awal masa kehamilan, kondisi ibu harus bagus. Bahkan dinkes juga menerapkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sampai masa nifas. Selanjutnya, jika kondisi gizi ibu hamil kurang bagus, maka akan didampingi sampai lulus status gizinya.
Selain itu, pendampingan juga dilakukan saat melahirkan hingga anak usia 2 tahun. Dr. Wardani menjelaskan, jika stunting tidak segera ditangani, akan berdampak buruk, di antaranya mempengaruhi tumbuh kembang anak, pertumbuhan otak, dan ketahanan tubuh anak terhadap suatu penyakit terganggu.