Penutupan Warem di Bypass Nganjuk-Madiun Terkesan Setengah Hati, Warung Buka Diam-diam
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Zainal Abidin
Jumat, 17 Mei 2019 20:26 WIB
MADIUN, BANGSAONLINE.com - Warung remang-remang (warem) di kawasan perbatasan Nganjuk dan Madiun tepatnya di jalan Bypass, telah dilakukan penutupan oleh Pemkab Madiun, Selasa (14/5) lalu. Penutupan kawasan yang selama ini dikenal dengan warung kopi plus tersebut ditandai dengan penyegelan beberapa warem yang ditengarai disalahgunakan sebagai tempat mesum.
Namun sayangnya, penutupan itu terkesan hanya setengah hati. Pasalnya, tidak ada tindak lanjut dari pihak terkait pasca dilakukan penyegelan terhadap warung-warung itu. Buktinya, meski telah tertempel banner bertuliskan "Kawasan Bebas Prostitusi", sejumlah warung nekat tetap beraktivitas.
BACA JUGA:
Dirut KAI Resmikan Monumen Loko Uap C1140 di Stasiun Kediri, Dalam Rangka HUT PT KAI ke-79
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 7 Catat Okupansi Penumpang KA Melonjak 122 Persen
Tingkatkan Layanan, PT KAI Daop 7 Madiun Mulai Penataan Stasiun Kediri
Demi Lingkungan Sehat, Pemdes Sirapan Madiun Bangun 50 Unit Jamban untuk Warga
Beberapa warem tetap bisa beraktivitas, karena yang disegel hanya pintu di bagian depan, sehingga para pemilik warem tetap bisa menerima tamu melalui pintu belakang. "Yang disegel kan pintu depan to mas, kalau yang belakang kan masih tetap bisa dilewati," jelas Mar penghuni salah satu warem saat ditemui BANGSAONLINE.com, Kamis (16/05).
Alasan mereka tetap nekat beroperasi, disebabkan masih terikat sewa kontrak tempat pada pemilik warem. Sehingga mereka butuh pemasukan untuk melunasi kontrak tempat tersebut.
Diketahui, sebagian besar pelaku bisnis esek-esek tersebut dari luar daerah Kab Madiun. Seperti Mar misalnya, pengakuannya kepada BANGSAONLINE.com, ia merupakan warga asli Kabupaten Kediri.
Ia mengatakan telah lama menggeluti bisnis esek-esek di kawasan perbatasan Nganjuk-Madiun. Meski aliran listrik telah diputus oleh UPJ Nganjuk, mereka tetap bisa membuka 'praktik' menggunakan penerangan lilin dan lampu minyak.
"Ya mau gimana lagi, lampu listriknya sudah dicabut ya terpaksa kita memakai lilin," urai Mar.
Bahkan yang lebih ironis lagi, pantauan BANGSAONLINE.com masih terdapat dua warem yang tidak dilakukan penyegelan, sehingga terus beroperasi hingga saat ini. Padahal dari dua warem tersebut sudah sering berurusan dengan Satpol PP Kab. Madiun. (nal/rev)