Tafsir Al-Isra' 46: Hati yang Kafir dan Hati yang Mukmin
Editor: Redaksi
Selasa, 04 Juni 2019 23:01 WIB
Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag
46. wa ja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan ay yafqahụhu wa fii aadzaanihim waqraa, wa idzaa dzakarta rabbaka fil-qur`aani waḥdahụ wallau 'alaa adbaarihim nufuuraa
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci).
TAFSIR AKTUAL
Ayat sebelumnya bertutur soal wong kafir yang kesirep lelap karena bacaan ayat Alqur'an tertentu. Alqur'an menusuk sukma mereka dan membius tanpa disadari, maka kaburlah pandangan mereka, terpejamlah mata mereka dan tertidur beberapa waktu. Kala itu, malaikat turun menghalangi pandangan mereka dari umat Islam yang sedang beraksi.
Tetapi ayat kaji ini (46) bertutur lain, Alqur'an justru membuat mereka kepanasan hingga memaksa mereka harus lari menjauh, jika tidak mau terbakar di tempat. "wallau 'alaa adbaarihim nufuuraa". Dari keutuhan terjemah di atas, dua tafsir disajikan di sini:
Pertama, ayat ini tentang hidayah dan keimanan. Bahwa, meski pesan Alqur'an itu bagus dan mengantarkan manusia meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tetapi mereka alergi mendengarnya, muak, dan mukok. Lalu berpaling dan menjauh.
Begitulah bila Tuhan menutup hati mereka hingga tidak bisa menerima arahan. Tuhan membuntu, menyumpal telinga mereka hingga tidak mau mendengarkan, budek, atau tidak bisa mendengar.