Tafsir Al-Isra' 54-55: Dawud A.S. Nabi Seniman
Editor: Redaksi
Sabtu, 22 Juni 2019 16:59 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag
54. Rabbukum a’lamu bikum in yasya' yarhamkum aw in yasya' yu’adzdzibkum wamaa arsalnaaka ‘alayhim wakiilaan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka.
55. Warabbuka a’lamu biman fii alssamaawaati waal-ardhi walaqad fadhdhalnaa ba’dha alnnabiyyiina ‘alaa ba’dhin waaataynaa daawuuda zabuuraan
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.
TAFSIR AKTUAL:
Setelah Tuhan menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Dzat yang maha mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit, Tuhan menyatakan, bahwa masing-masing Nabi yang diutus punya kelebihan sendiri-sendiri. Dari nabi Adam A.S. hingga nabi Muhammad SAW. Kelebihan Adam A.S. adalah senioritasnya sebagai nenek moyang dari semua umat manusia (Abu al-basyar).
Nuh A.S. yang paling lama menjabat amanah kenabian, menghabisi kekafiran secara total hingga dunia hanya dihuni manusia yang beriman kepada Allah SWT saja. Yang kafir dan musyrik hanyut ditenggelamkan. Meski begitu, kekufuran, kemusyrikan, kemaksiatan tumbuh subur lagi dan dunia kini yang nonmukmin justru yang mayoritas.