Tafsir Al-Isra' 57: Yang Disembah Malah Menyembah Allah SWT | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra' 57: Yang Disembah Malah Menyembah Allah SWT

Editor: Redaksi
Sabtu, 06 Juli 2019 15:08 WIB

Ilustrasi

Di sini, nampak sekali perbedaan antara kawanan Jin tersembah, nabi Uzair A.S. dan nabi Isa ibn Maryam A.S. dalam urusan sembah menyembah. Nabi Uzair A.S. menyadari bahwa orang-orang Yahudi itu sesat karena menganggap dirinya sebagai anak laki-laki Tuhan atau sebagai Tuhan. Lalu diingatkan agar hanya menyembah Allah SWT saja, lain tidak.

Begitu pula nabi Isa ibn Maryam A.S. yang sudah berulang kali menegur kaum nasrani agar tidak menganggap dirinya sebagai anak laki-laki Tuhan atau sebagai Tuhan. Bahkan saking takutnya kepada Allah SWT, hingga berdialog tentang pembebasan dirinya dari kemusyrikan yang dilakukan kaum nasrani.

"Ya Tuhan, andai saya menyuruh mereka agar mereka menyembah saya, maka sudah pasti Engkau maha mengerti itu semua". (al-Maidah:116).

Tidak sama dengan kawanan Jin tersembah era jahiliah. Mereka menyadari kesesatannya, lalu bertobat dan menyembah Allah SWT secara diam-diam, tetapi tidak mau melarang para penyembahnya agar berhenti memujanya dan beralih menyembah Allah SWT seperti yang mereka lakukan.

Begitulah, mental seorang nabi sangat jujur dan terbuka. Tidak mau diam melihat kesesatan di hadapannya. Pasti memberi arahan ke jalan yang benar walau apapun resikonya. Uzair dan Isa bisa saja menikmati jabatan "Tuhan" itu dengan sekadar diam, apalagi sedikit ada bereksyen seperti Tuhan beneran. Sudah bisa dipastikan akan mengeruk materi berlimpah. Tetapi amanah risalah - bagi kedua nabi itu - jauh lebih agung daripada sekadar kepangkatan palsu.

Tidak sama dengan watak Jin tersembah tadi. Mereka masih hobi menikmati kepangkatannya sebagai Tuhan palsu, masih suka dipuja walau pemujaan itu berlawanan dengan akidah yang dipeluknya. Jin itu belum bisa melepas ego sektoralnya secara otomatis, sehingga mau shalih sendiri, sementara yang lain dibiarkan terjerumus.

Belajar dari sifat Jin tersembah ini, maka hati-hatilah terhadap orang yang anda kultuskan, yang anda puja, yang anda kagumi. Bisa jadi mereka sudah risih dan tidak butuh lagi terhadap pengkultusan anda. Mereka sudah meninggalkan dunia pamor dan menempuh jalannya sendiri.

Mereka sudah berganti kurikulum, sudah ganti sillabi, sudah asyik dengan munajahnya sendiri, enjoy ketika berlama-lama sujud, sangat serius menggapai ridla-Nya. Lain-lain tidak dibutuhkan. Tetapi anda masih berkutat pada fanatisme dan pengkultusan kepada mereka tanpa amal shalih yang meningkat.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video