Menpora Pulang Kampung, Disambut Bonek dan Dinaikkan Kuda
Editor: m mas'ud adnan
Sabtu, 01 November 2014 20:18 WIB
SURABAYA(BangsaOnline) Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi pulang kampung ke Kedungcangkring Sidoarjo Jawa Timur. Berita ini langsung menyebar.Termasuk ke telinga para bonek di Surabaya Jawa Timur. Para bonek ini lantas menyambut mantan ketua DPW PKB Jawa Timur itu di Bandara Juanda Surabaya. Mereka berkendara sepeda motor dengan pakai seleyer Persebaya.
Namun kehadiran mereka dicegat para petugas sehingga tak bisa masuk bandara Juanda II Surabaya. Petugas hanya mengijinkan perwakilan mereka masuk ke bandara Juanda. Namun para bonek itu tak putus asa. Mereka menunggu di jalan raya tepatnya di bundaran Juanda yang dilalui Imam Nahrawi. Menpora yang sudah diberi tahu sejak awal langsung minta sopirnya berhenti. “Nanti di depan berhenti ya Pak,” kata Nahrawi kepada sopir mobil Aldhard bernopol RI 48 itu. Begitu melihat massa bonek yang bergerombol di pinggir jalan mobil Menpora langsung berhenti. Para bonek girang dan meneriakkan yel-yel Persebaya, bonek dan hidup Menpora.
BACA JUGA:
Pembukaan ASEAN University Games 2024, Pj Adhy: Kehormatan Bagi Jatim Jadi Tuan Rumah
Pelemparan KA Pasundan di Kawasan Stasiun Gubeng Diduga Dilakukan oleh Kelompok Anak Muda Bermasker
Imam Nahrawi Bebas dari Lapas Sukamiskin, Usai Jalani 7 Tahun Penjara
Hasil Liga 1, Persebaya Vs Persis: Bajol Ijo Kembali Puasa Kemenangan, Ditahan Imbang 1-1
Imam Nahrawi langsung bersalaman dan berbaur dengan mereka. “Terimakasih ya. Ini luar biasa,” kata Menpora yang didampingi M Mas’ud Adnan, Direktur HARIAN BANGSA dan Jamaluddin Soleh, anggota Dewan Syuro DPW PKB Jawa Tmur.
Lora Haji Suaifi, Ketua Komunitas Bonek Hitam Putih, menjelaskan bahwa para bonek ini memang sengaja menyuport Menpora. “Ini bonek yang asli, Persebaya 1927,” kata Lora Saifi yang berjuluk Dewa kepada HARIAN BANGSA dan bangsaonline.com. “Bonek banyak komuntiasnya. Tapi semua jadi satu wadah dalam arek bonek 1927,” kata Suaifi yang alumnus Pesantren Tebuireng.