Begini Cara Pemkot Surabaya Bersinergi dengan Kader Kesehatan
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Jumat, 07 Februari 2020 23:06 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan perhatian tersendiri kepada para kadernya dalam membantu mewujudkan program-program kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Untuk itu, pemkot memberikan tali asih berupa uang pengganti transport bagi pekerja sosial yang sudah bersedia membantu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan pihaknya memberikan uang transport kepada seluruh Kader Posyandu. Terhitung sampai detik ini, jumlah Posyandu di Surabaya mencapai 2.800 titik dengan jumlah kadernya sebanyak 22.400 orang. Sementara itu, setiap Posyandu terdiri dari delapan orang kader.
BACA JUGA:
Harapan Pj Wali Kota Batu saat Kunjungi SD dan Tinjau Posyandu
Bupati Kediri Ingatkan Peran Penting Ayah di Tumbuh Kembang Anak
Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Ini pengganti uang transport, bukan honor. Dari jumlah kader tersebut, kami memberikan uang transportasi senilai Rp 30 ribu per bulan. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan sekali. Jadi transportnya memang sesuai kegiatan sekali saja,” kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita, Jumat (7/2/2020).
Feny menjelaskan, selain pengganti uang transport, Dinkes juga memberikan BPJS PBI bagi para kader senilai 42 ribu. Bahkan, BPJS PBI itu tidak hanya berlaku untuk kader itu sendiri. Namun, berlaku pula untuk satu anggota keluarga yang tergabung dalam Kartu Keluarga (KK).
“Kemudian dikalikan keluarga kader yang ada di KK. Misalnya satu KK terdiri dari lima anggota keluarga. Maka, berlaku juga untuk lima anggota keluarga. Rp 30 ribu + 210 ribu untuk kader dan keluarganya,” paparnya.
Selama Posyandu berlangsung, kata Feny, ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Mulai dari penimbangan balita, penyuluhan, pemberian vitamin, pencatatan dan pelaporan bahkan kunjungan jika terdapat balita yang tidak hadir ke Posyandu. “Terakhir melakukan kegiatan emo demo,” jelasnya.