Tafsir Al-Isra 82: Nabi Meruqyah Diri Sendiri, Tapi Wafat Juga
Editor: Redaksi
Jumat, 20 Maret 2020 10:45 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
82. Wanunazzilu mina alqur-aani maa huwa syifaaun warahmatun lilmu/miniina walaa yaziidu alzhzhaalimiina illaa khasaaraan.
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian.
TAFSIR AKTUAL
Bunda A'isyah R.A. meriwayatkan, bahwa ketika Rasulullah sakit, beliau membaca surah al-Mu'awwidzatain, al-Falaq dan al-Nas. Lalu meniupkan ke badan beliau. Hadis itu membahasakan tiupan dengan dua lafadh. Satu riwayat pakai kata "Tafala" dan riwayat lain pakai kata "Nafatsa".
Bedanya, kalau TAFALA itu tiupan yang disertai ada percikan air ludah, sedangkan NAFATSA, tiupan tanpa disertai percikan air ludah. Sementara NAFAKHA bermakna umum, tiupan pakai percikan ludah atau tidak.
Masih dari bunda A'isyah R.A. Beliau meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW sering-sering mengobati diri sendiri dengan doa dan ayat-ayat al-Qur'an. Ketika sakit pada akhir hayatnya, beliau membaca al-Mu'awidzat, al-Falaq dan al-Nas berulang kali, lalu ditiupkan ke badan beliau.
Ketika sakit makin parah, nabi tetap membacanya, namun saya yang meniupkan ke badan beliau. Saya pun mengusap tapak tangan beliau, lalu saya usapkan ke badan beliau demi ngalap keberkahan.