Tafsir Al-Isra 88: Hanya Al-Qur’an yang Berani Menantang | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 88: Hanya Al-Qur’an yang Berani Menantang

Editor: Redaksi
Jumat, 24 April 2020 17:00 WIB

Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

88. Qul la-ini ijtama’ati al-insu waaljinnu ‘alaa an ya’tuu bimitsli haadzaa alqur-aani laa ya’tuuna bimitslihi walaw kaana ba’dhuhum liba’dhin zhahiiraan.

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”

TAFSIR AKTUAL

Betapa ayat-ayat sebelumnya berbicara soal al-Qur'an yang hakikatnya memang firman Allah SWT beneran. Kebenarannya adalah kebenaran Tuhan, dan kesempurnaannya adalah kesempurnaan Tuhan. Tiada cacat sedikit pun di dalamnya, seperti tiada cacat sedikit pun pada Pemfirmannya. Kekuasaan-Nya mutlak dan tiada titah yang mampu menandingi. Begitu juga Kalam-Nya, tiada makhluq yang bisa menandingi.

Ayat kaji ini adalah ayat tantangan terbuka kepada dunia, jika masih meragukan keotentikan al-Qur'an sebagai Kalam-Nya. Silakan kawanan jin dan manusia bersekutu untuk membuat al-qur'an tandingan, dipastikan pasti tidak bisa. "laa ya’tuuna bimitslih". Karena tidak level ilmu semua makhluk dibanding ilmu Tuhan.

Pada ayat kaji ini tantangan membuat al-qur'an "utuh" tidak terespons sama sekali, lalu Tuhan menurunkan kadarnya. Silakan membuat al-qur'an tandingan, cukup sepuluh surat saja, "..fa'tu bi 'asyr suwar mitslih muftarayat.." (Hud:13). Dan tantangan tidak terespons.

Lalu Tuhan menurunkan kadarnya lagi hingga titik terendah. Ya sudahlah, jika kalian tetap tidak bisa dan masih ragu, "silakan membuat al-qur'an tandingan satu surat saja".(al-Baqarah:23). Dan hingga kini tidak ada satu pun baik dari kalangan Jin maupun manusia yang mampu menggubah firman sekelas al-qur'an.

Pada tiga ayat tantangan di atas semuanya terdapat kata "mitsl", (sepadanan, setingkat, sekualitas). ".. bi mitsl hadza al-qur'an" (al-Isra': 88), "..bi 'asyr suwar mitslih.." (Hud:13) dan "..bi surah min mitslih.." (al-Baqarah:23).

Fungsi kata "mitsl" tersebut untuk persyaratan kualitas, bahwa al-qur'an tandingan yang dibuat bukan sekadar sejadi-jadinya dengan redaksi arab belaka. Setidaknya ada dua hal: Pertama, karya itu asli, bukan plagiasi, dan kedua, punya bobot sekelas al-qur'an ditinjau dari berbagai sisi, seperti sisi sastra, langgam, isi kandungan, linguistik, filologis, filosufis, futuristik, dan lain-lain.

Semacam Musailimah al-Kazzab juga pernah membuat al-qur'an tandingan dengan menggubah surah al-Fil, menjiplak gaya surah al-Qari'ah. Tapi gugur secara alami, bukan oleh al-qur'an, tapi dihabisi oleh sesama sastrawan ahli dan pujangga ulung masa itu. Gubahan Musailimah dinilai ngawur, asal bunyi dan tak ada apa-apanya.

Sampai saat ini, al-qur'an masih terus terbuka dan menantang, tapi tetap saja tidak ada yang merespons. Hanya al-qur'an yang berani menantang demikian. Ya, karena al-qur'an benar-benar firman Allah SWT. Setahu saya, tidak ada kitab "suci" agama lain yang berani terbuka dan siap diblejeti seperti al-Qur'an.

Dari ini, sah-sah saja andai seseorang bertanya: "kenapa kitab suci lain tidak ada yang berani terbuka seperti al-Qur'an? Benarkah itu sebagai firman Tuhan beneran?", Dan seterusnya.

Jadi, sesungguhnya setiap orang yang mau menggunakan kejernihan hati dan kejujuran berpikir sudah pasti menerima agama Islam sebagai satu-satunya agama yang benar.

Perkara ada ilmuwan yang tidak muslim mengetahui Islam setelah mempelajari al-qur'an, itu lebih karena subyektivitas yang ada pada dirinya terlalu kuat, sehingga semua cahaya Tuhan tertutup. Dalam bahasa agama disebut hidayah dan hidayah itu mutlak pemberian Tuhan.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video