Tafsir Al-Isra 90-93: Shalat Istisqa', Fakir Miskin di Baris Depan
Editor: Redaksi
Sabtu, 25 April 2020 20:47 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
90. Waqaaluu lan nu’mina laka hattaa tafjura lanaa mina al-ardhi yanbuu’aan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami,
91. Aw takuuna laka jannatun min nakhiilin wa’inabin fatufajjira al-anhaara khilaalahaa tafjiiraan
atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu engkau alirkan di celah-celahnya sungai yang deras alirannya,
92. Aw tusqitha alssamaa-a kamaa za’amta ‘alaynaa kisafan aw ta/tiya biallaahi waalmalaa-ikati qabiilaan
atau engkau jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana engkau katakan, atau (sebelum) engkau datangkan Allah dan para malaikat berhadapan muka dengan kami,
TAFSIR AKTUAL
Betapa tinggi tuntutan orang-orang kafir terhadap nabi Muhammad SAW sebagaimana tertuang pada ayat kaji di atas. Termasuk meminta Nabi agar terbang menembus langit dan membawa turun kitab suci yang bisa mereka baca.
Meski tuntutan itu lebih pada ulah kekafiran dan bukan untuk membuka jalan menuju keimanan, setidaknya terbaca, bahwa persepsi mereka terhadap seorang nabi itu sebagai manusia yang berkemampuan di atas rata-rata manusia kebanyakan. Juga bermaknakan, bahwa Nabi itu dipersepsikan mesti tanggap terhadap segala kebutuhan umatnya.
Meski sudah ditepis, tetapi tidak berarti tidak ada sisi yang bisa dipetik. Tafsir ini tidak mengunduh pelajaran dari keingkaran mereka, melainkan memetik sisi spiritnya saja. Mereka pingin banget diperhatikan Nabi dan Nabi pingin banget melayani mereka. Nabi sudah tiada, tinggal penggantinya, yaitu 'ulama.