Tafsir Surah Al-Kahfi: Pengantar | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Surah Al-Kahfi: Pengantar

Editor: Redaksi
Minggu, 03 Mei 2020 02:16 WIB

Ilustrasi Gua Ashabul Kahfi di Yordania.

Kemudian, Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan membuat seantero Makkah gempar. Para penggede sibuk menghadang pengaruh nabi mulia ini, karena bisa mengancam eksistensi mereka. Tapi selalu gagal. Dan inilah al-Nadr ibn al-Haris dan Uqabh ibn Abi Mu'aith. Dua pria berpengaruh yang ditunjuk oleh komunitas Quraisy untuk pergi menemui pendeta Yahudi paling senior guna minta fatwa tentang nabi akhir zaman ini, nabi beneran atau pembual.

Kemudian sang pendeta memberi arahan genius agar mereka menguji nabi Muhammad SAW dengan materi yang tak pernah dibayangkan: "Tanyakan tiga hal kepadanya. Jika dia bisa menjawab dua pertanyaan pertama dengan bagus, maka dia Nabi beneran. Dan jika TIDAK bisa menjawab pertanyaan ketiga, maka dia nabi beneran.

"Tanyakan: Pertama, tentang serombongan pemuda goa zaman lampau yang punya kisah ajaib dan mengagumkan. Kedua, tanyakan tentang seorang raja yang suka turba ke seluruh daerah kekuasaanya, dari belahan Barat hingga belahan Timur, hingga ke pelosok desa. Siapa dia? Dan ketiga, tanyakan soal Ruh. Ruh itu hakikatnya apa?". Mendapat bekal demikian, berjingkraklah dua utusan Quraisy tersebut dan segera pulang.

Al-Nadr ibn Haris dan Uqbah ibn Abi Mu'aith bersama para dedengkot kota Makkah, baik yang sudah beriman maupun yang masih kafir, termasuk Rasulullah SAW hadir pula pada kerumunan itu. Di hadapan publik, Rasulullah SAW ditanya secara terbuka mengenai tiga hal tersebut. Lalu turunlah surah al-Kahf ini, di mana isinya, antara lain tentang tujuh pemuda goa dan raja Iskandar Dzul Qarnain.

Tentu saja, soal pertama dan kedua dijawab dengan tuntas dan mengagumkan, sehingga membuat mereka tercengang. Para pendeta pun merunduk dan mengerti, bahwa tidak ada orang yang mengerti itu, kecuali dia seorang Nabi. Kini tinggal soal yang ketiga.

Rasulullah SAW minta waktu beberapa saat yang akhirnya menyerah dan tidak berkomentar apa-apa. Karena Ruh adalah hal amat misteri dan urusan Tuhan sendiri. Hakikatnya, tak ada satu pun makhluq yang mengerti. "qul al-Ruh min amr Rabby wa ma utitum min al-'ilm illa qalila".

Sempurnalah jawaban Rasul dan gagal lah upaya para kafir penentang islam. Para kafir itu mengerti betul bahwa Muhammad ibn Abdillah yang tengah diuji itu benar-benar Nabi. Lalu, apakah mereka mau beriman? Ternyata, mendapat hidayah tidak semudah membalik telapak tangan.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video