Kemandirian Difabel Kota Kediri, Bisnisnya Tak Surut Meski Corona
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Muji Harjita
Selasa, 16 Juni 2020 16:17 WIB
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Maskurun Yuyun (47 tahun), seorang tunarungu tidak menyerah pada nasib. Ia serius belajar menjahit hingga mendirikan lembaga latihan menjahit. Yuyun pun bisa memberi pekerjaan kepada sesama difabel. Pada saat pandemi melanda, UMKM-nya tak surut pesanan.
“Saya buat masker transparan untuk para tunarungu. Alhamdulillah, pesanannya lebih dari 2.000 masker kami kerjakan,” kata Yuyun, Selasa (16/6).
BACA JUGA:
Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
Peringati HUT ke-12, PDKK Bertekad Wujudkan Disabilitas Mandiri dan Berdaya
Bawaslu Kota Kediri Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif ke Penyandang Disabilitas
Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Tak hanya masker transparan, ia juga membuat aneka masker baik yang dewasa dan anak-anak untuk orang umum. Diferensiasi produk ketika pesanan busana yang menjadi usaha utama dengan merek Abidah Collection ini terhenti ketika pandemi.
Harga untuk masker antara Rp 7.000,- hingga Rp 15.000,- per lembar, tergantung desain. Untuk masker plastik, perlu ketelitian untuk menjahit sehingga dibandrol Rp 15.000,-. Yuyun sudah mengirim pesanan ke beberapa kota di Jawa Timur dan Jakarta. Jahitannya rapi dan nyaman dipakai, sehingga perjalanan Yuyun dalam hal jahit menjahit sudah 20-an tahun.
Yuyun mengalami tunarungu bukan dari lahir. Pada usia 3 tahun, ia mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan luka di kaki dan syaraf, hingga hilang pendengaran. Dalam perjalanannya, Yuyun sekolah di sekolah reguler hingga SMKK Negeri Kediri. Dari sinilah, ia kemudian menekuni menjahit dan belajar khusus di sekolah menjahit di Surabaya.