Takut Rapid Test, Beberapa Petugas PPDP Mundur, PPK Kelabakan Cari Pengganti
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Nanang
Selasa, 14 Juli 2020 17:55 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Adanya beberapa petugas PPDP yang mundur lantaran takut mengikuti rapid test jelang pelantikan PPDP atau Petugas Coklit (pencocokan dan penelitian) daftar pemilih Pilwali 2020, membawa persoalan baru. Padahal, pelantikan PPDP rencananya dilakukan malam ini, Selasa (14/7/2020), di masing-masing kelurahan se-Surabaya.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kelabakan mencari pengganti petugas PPDP yang tiba-tiba mundur tersebut.
BACA JUGA:
Jelang Pilwali, KPU Surabaya Buka Pendaftaran untuk 20 Ribu Lebih Petugas KPPS
Bersama Pewarta Foto Indonesia, KPU Surabaya Gelar Sosialisasi Pemilu di SMA Wijaya Putra
Antusiasme Pendaftar PPK di KPU Surabaya Tinggi, Tembus 525 Orang Sejak 2 Hari Dibuka
Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
"Kebanyakan mereka mundur karena takut di-rapid test. Mencari orang sebagai pengganti ini yang susah, berat Mas," ungkap salah satu petugas PPK yang tak mau disebutkan namanya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (14/7/2020) sore.
Menurutnya, mereka yang mundur dikarenakan pernah merasakan traumatis, yakni dirinya yang merasa awalnya negatif, tiba-tiba menjadi reaktif setelah melakukan rapid test. Selain itu, hasil rapid test yang semula rahasia, justru menjadi konsumsi publik.
"Jadi pernah KPU menunjuk salah satu lembaga untuk menggelar rapid test. Dan yang tahu hasilnya nanti hanyalah KPU dan yang bersangkuta. Tapi kenyataannya, lembaga tersebut melempar hasilnya ke puskesmas di kecamatan yang bersangkutan dan tiba-tiba dijemput petugas kesehatan. Hal inilah menimbulkan kegaduhan yang bersangkutan dan malu di kampungnya," jelasnya.