ICIS Kecam Presiden Prancis karena Bela Penghina Nabi Muhammad
Editor: Tim
Rabu, 28 Oktober 2020 13:38 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - KH. Khariri Makmun, Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) mengecam keras tindakan jahat yang menghina Nabi Muhammad SAW yang dilakukan Samuel Paty, 47, seorang guru di Prancis yang kemudian menyebabkan terjadinya pembunuhan.
Pengasuh Pesantren Algebra, Ciawi Jawa Barat itu juga mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela penghinaan terhadap Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berpendapat. Macron bahkan langsung menyebut serangan itu sebagai "serangan teroris".
BACA JUGA:
Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Pro-Kontra Tesis Kiai Imaduddin Soal Nasab Ba'Alawi
Catatan Nasab Domain Private, Bukan Konsumsi Publik
Ia menyatakan Samuel Paty dibunuh karena mengajarkan kebebasan berpendapat. Dalam pidatonya pada Jumat (2/10) lalu, Emmanuel Macron juga menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang tengah mengalami krisis. Karenanya ia akan mendorong agama Islam untuk keluar dari sistem pendidikan dan sektor publik di Prancis melalui RUU yang akan dia ajukan.
“Sikap dan perilaku Presiden Prancis yang membela seorang warganya yang menghina Islam dapat memicu eskalasi kekerasan dan ekstrimisme di Eropa,” kata Khariri Makmun dalam rilisnya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (28/20/2020).
(Samuel Paty. foto: (AFP via BBC/Kompas.com)
Seperti diberitakan, kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dilakukan oleh Samuel Paty, 47, seorang guru di Prancis. Paty kemudian dibunuh oleh Abdullakh Anzorov, remaja Chechen berusia 18 tahun. Tak lama berselang, Abdullakh Anzorov juga ditembak mati oleh aparat keamanan Prancis. Bahkan begitu pembunuhan terhadap Paty tejadi, kepolisian bergerak cepat dengan menahan kakek, orang tua, dan adik Anzorov yang berumur 17 tahun.
Simak berita selengkapnya ...