Kunjungi Gresik, DPRD Kudus Berguru Cara Dongkrak PAD
Editor: Revol
Wartawan: Syuhud
Kamis, 12 Februari 2015 02:36 WIB
GRESIK (BangsaOnline) - Potensi PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Gresik menarik untuk dipelajari oleh kabupaten/kota tetangga. Kemarin (11/2), rombongan anggota DPRD Kudus yang berjumlah 16 orang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Gresik, Ilwani berkunjung ke Pemkab Gresik. Mereka ingin belajar dari Pemkab Gresik cara menggali PAD. Rombongan ditemui langsung oleh Bupati, Sambari Halim Radianto, di Ruang Graita Eka Praja.
Wakil Ketua DPRD Kudus, Ilwani mengatakan, kedatangannya ke Pemkab Gresik, karena mendengar perkembangan kenaikan PAD di Gresik sangat tinggi. Kenaikannya setiap tahun sangat signifikan.
BACA JUGA:
4 Pimpinan DPRD Gresik Bisa Dilantik Bersamaan, Jika SK Mujid Riduan dari Gubernur Turun Minggu ini
Jadi Pimpinan DPRD Gresik, Mujid Riduan Siap Dilantik Belakangan
SK Turun, DPP PDIP Tunjuk Mujid Pimpinan DPRD Gresik
SK DPP PDIP untuk Pimpinan DPRD Gresik Definitif Belum Turun
"Terus terang kenaikan
PAD di daerah kami kecil. Dari Rp 243 miliar naik menjadi Rp 245 miliar.
Hanya naik Rp 2 miliar. Tapi, Gresik kok bisa besar. Apa rahasianya?"
katanya.
Ilwani
mengaku juga pernah membaca, beberapa sektor PAD di Gresik yang
mengalami lonjakan cukup tinggi, seperti sektor PBB (Pajak Bumi dan
Bangunan), BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan), pajak
galian non logam dan lainnya.
"Kami butuh penjelasan barangkali hal-hal
yang baik di Gresik bisa kami laksanakan di daerah kami. Kami juga
melihat perkembangan pembangunan Gresik begitu pesat," jelas Ilwani.
Sementara
Bupati, Sambari Halim Radianto menjelaskan, PAD Gresik selama 4
tahun sebelumnya hanya kisaran Rp 164 miliar. Namun, saat ini mencapai
Rp 898 miliar. Beberapa tahun lalu saat PBB dikelola pemerintah pusat,
Gresik hanya mendapatkan kisaran Rp 100 miliar, namun saat ini mencapai
160 miliar.
Sementara
sektor BPHTB, lanjut Bupati yang semula hanya membukukan Rp 5,7
miliar, saat ini sudah mencapai Rp 175 miliar. Pengenaan BPHTB di
Gresik tidak didasarkan pada harga NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak), namun
sesuai pengajuan perizinan yang terkoneksi. Dimana, harga transaksi
jual beli serta penentuan tim appraisal juga sangat menentukan besaran
BPHTB.