Bersama Forkopimda, Gubernur Khofifah Canangkan Gerakan Santri Bermasker
Editor: MMA
Kamis, 25 Februari 2021 22:40 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur yang masih terus berlangsung membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak pernah diam. Bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan, Gubernur Khofifah mencanangkan Gerakan Santri Bermasker yang digagas oleh Polda Jatim di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polda Jatim, Kamis (25/2/2021).
Kegiatan tersebut dihadiri Pimpinan Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH. Agoes Ali Masyhuri, Ketua PW Muhammadiyah Jatim KH. Saad Ibrahim, Sekretaris Umum MUI Jatim Prof. Dr. Muzakky, Bendahara PWNU Jawa Timur KH. Rosidi, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo, serta Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.
BACA JUGA:
Kanwil Kemenkumham Jatim Gelar Penguatan Tugas dan Fungsi Intelijen Keimigrasian
Komunitas Perempuan Relawan ‘Prokem’ Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil
Jelang Hari Jadi Provinsi Jatim, Pj Gubernur Adhy Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Proklamator RI
Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi
Pada saat pencanangan, perwakilan santri dan santriwati dari Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo membacakan Ikrar Santri Jawa Timur. Di mana, terdapat 5 poin yang menjadi hal penting dalam ikrar tersebut.
Pertama, selalu memakai masker dalam setiap kegiatan di dalam dan luar pondok pesantren. Kedua, selalu menjaga jarak antar santri maupun orang lain. Ketiga, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Keempat, membatasi mobilitas dan interaksi yang tidak perlu. Kelima, menghindari kerumunan dengan jarak minimal satu meter.
Seusai pencanangan, Gubernur Jatim yang akrab disapa Khofifah ini menegaskan bahwa masker berfungsi melindungi para santri dari bahaya penularan Covid-19. Tak hanya mengingatkan pentingnya bermasker, dirinya juga mengingatkan pentingnya menggunakan masker dengan benar.
"Gerakan santri bermasker menjadi ikhtiar bersama untuk saling melindungi satu sama lain, sehingga bisa saling terlindungi dari Covid-19. Karenanya, bagi para santri tidak bisa satu bermasker, satunya lagi melepas masker," tegas Khofifah.
Menurut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini, Gerakan Santri Bermasker ini bisa menjadi bagian penguatan dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan di Jatim. Apalagi di Jatim terdapat lebih enam ribu pondok pesantren, dengan jumlah santri mencapai hingga sembilan ratus ribu lebih.
Simak berita selengkapnya ...