Ramadan di Masa Pandemi, Makam Gus Miek Tetap Buka dan Banyak Didatangi Peziarah
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Muji Harjita
Selasa, 20 April 2021 16:03 WIB
"Tujuan melarang peminta-minta (pengemis) beraktivitas di area Makam Gus Miek, semata-mata untuk memberi ketenangan kepada para peziarah," imbuh Mbah Kasanan.
Sementara itu, Bahrul Ulum (54), peziarah asal Gedek, Mojokerto, mengaku rutin ziarah ke Makam Gus Miek, karena kedua anaknya mondok di Ponpes Al Falah, Ploso. Namun, ia mengatakan sudah mendengar nama Gus Miek sejak tahun 1982.
Setiap menjenguk anak-anak, lanjut Bahrul Ulum, dia dan keluarganya pasti berziarah ke Makam Gus Miek di Kompleks Makam Auliya di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo.
"Saya memang belum pernah ketemu langsung Gus Miek. Tapi saya sudah mengetahui bagaimana Gus Miek. Makanya saya dan keluarga sering sowan (berziarah) ke sini," kata Bahrul Ulum seusai berziarah di Makam Gus Miek, Selasa (20/4/2021).
Seperti diketahui, K.H. Hamim Tohari Djazuli, akrab dipanggil Gus Miek adalah Pendiri Amalan Dzikir Jama'ah Mujahadah Lailiyah, Dzikrul Ghofilin, dan Sema'an Al-Qur'an Jantiko Mantab.
Gus Miek adalah putra dari K.H. Ahmad Djazuli Utsman, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur. Kiai karismatik itu dimakamkan di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, sekitar 5 km ke arah selatan dari Ponpes Al-Falah, Ploso.
Pengunjung datang dari berbagai daerah, ada dari Surabaya, Pasuruan, Jember, Banyuwangi ataupun sekitar Kediri saja. Selain berziarah ke Makam Gus Miek, para peziarah pun menyempatkan berdoa di Makam Nyai Lilik Suyati, istri Gus Miek yang dimakamkan bersebelahan dengan Makam Gus Miek. (uji/zar)