Garuda Punya Utang ke Pertamina Rp 12 Triliun, Kok Terus Dikirim BBM, Ada Apa
Editor: MMA
Senin, 25 Oktober 2021 11:31 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Utang Garuda tidak hanya soal persewaan pesawat, tapi juga BBM. Tak tanggung-tanggung. Garuda punya utang Rp 12 trliun kepada Pertamina. Tapi kenapa Pertamina tetap mengirim BBM ke Garuda?
Simak tulisan wartawan terkemuka, Dahlan Iskan, di Disway, Senin 25 Oktober 2021. Di bawah ini BANGSAONLINE.com yang menurunkan secara lengkap. Khusus pembaca di BaBe, sebaiknya klik ‘lihat artikel asli’ di bagian akhir tulisan ini. Tulisan di BaBe banyak terpotong sehingga tak lengkap. Selamat membaca:
BACA JUGA:
Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Pertamina EP Cepu Field Rawat Sumur di Distrik Tapen
Warga Jenu Masih Was-Was, Khawatir Tangki BBM Pertamina di Tuban Bocor Lagi
Di IOG SCM Summit 2024, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Manajemen Rantai Pasok
MENTERI BUMN memang cerdas: memilih Pelita sebagai pengganti Garuda Indonesia –kalau memang diperlukan.
Mungkin itu tidak perlu.
Garuda akan baik-baik saja –sepanjang Pertamina terus memberi bahan bakar.
Tapi bayangkanlah bila Anda menjadi direksi Pertamina. Bawahan Anda sudah membuat laporan: bahan bakar yang belum dibayar Garuda sudah mencapai Rp 12 triliun.
Bawahan Anda juga sudah membuat memo: apakah Pertamina akan terus mengirim BBM ke Garuda atau dihentikan?
Anda, sebagai direksi, pasti tidak akan mau lagi mengirim bahan bakar ke Garuda.
Kenyataannya Pertamina terus berbaik hati. Kalau bukan Pertamina tidak mungkin punya hati sebaik itu. Mana ada perusahaan mau memberi pinjaman sampai Rp 12 triliun.
Maka nyawa Garuda Indonesia sebenarnya ada di tangan Pertamina. Bukan di perusahaan penyewa pesawat di Amerika atau Eropa.
Misalkan besok pagi Pertamina ambil keputusan: tidak mau lagi kirim bahan bakar ke Garuda. Langsung, semua pesawat Garuda tidak bisa terbang.
Maka saya mencoba memahami jalan pikiran Pertamina. Sebagai sebuah perusahaan. Mengapa Pertamina tetap kirim bahan bakar ke Garuda. Secara perusahaan itu tidak mungkin. Tidak masuk akal. Itu melanggar semua prinsip di sebuah perusahaan.
Di dalam neraca keuangan, piutang Rp 12 triliun itu masuk ke dalam laba. Tahun lalu Pertamina rugi. Lucu sekali. Bagaimana sebuah perusahaan yang mengalami kerugian punya tagihan begitu besar.
Tahun ini, di enam bulan pertama 2021, Pertamina sudah bisa laba Rp 13 triliun. Hebat sekali.
Tapi apakah berarti Pertamina punya uang Rp 13 triliun? Tidak. Dari laba Rp 13 triliun itu yang Rp 12 triliun masih nyangkut di Garuda.