Restorasi Mangrove, Gubernur Khofifah Ingin Jadi Referensi Destinasi Edu Wisata
Editor: MMA
Jumat, 29 Oktober 2021 18:24 WIB
Menurut Khofifah, keberadaan kawasan mangrove tidak hanya bermanfaat untuk menahan laju perubahan iklim, abrasi wilayah pesisir, dan rob maupun gelombang tsunami. Lebih dari itu, kawasan mangrove juga bisa dijadikan destinasi wisata alam dan wisata edukasi bagi masyarakat dan anak-anak. Hal tersebut tentunya dapat memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar kawasan mangrove.
“Tinggal nanti ditata dan dikelola lebih baik lagi, selanjutnya dipasarkan melalui berbagai kanal digital. Insyaallah, jika bagus, instagramable Insyaallah akan banyak yang datang berkunjung,” imbuhnya.
Terkait target restorasi mangrove di Jawa Timur, Khofifah mengatakan saat ini Pemprov Jatim tengah menunggu peta dari Kementerian Pertanian. Namun demikian, Pemprov Jatim telah mendahului proses penanaman mangrove dengan melibatkan sangat banyak stakeholder, relawan, dan pemerintah maupun forkopimda kabupaten/kota.
“Kemarin kita turun di Ujung Pangkah Gresik, hari ini di Muncar. Insyaallah awal November besok kita akan turun nandur mangrove di Probolinggo dan Bangkalan sambil menunggu pemetaan daerah-daerah strategis lain yang bisa kita tumbuhkembangkan bagaimana restorasi mangrove bisa berseiring dengan upaya untuk membangun ekosistem di pantai dan laut. Tentu diharapkan akan berseiring dengan upaya mitigasi terhadap global warming,” tambah Khofifah.
Menurut dia, kegiatan restorasi kawasan mangrove itu juga merupakan implementasi program mangrove biru Kalimireng dalam rangka penguatan zona konservasi, edukasi, dan rekreasi, sebagai upaya percepatan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
“Saya berharap gerakan Nandur Mangrove ini bisa menjadi sebuah gerakan bersama. Apalagi mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Secara ekologis kawasan mangrove menjadi tempat mencari makan, tempat memijah, dan tempat berkembang biak berbagai jenis ikan, kepiting, udang, kerang dan biota laut lainnya, dan tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama burung dan reptil,” imbuhnya.
“Sumber daya alam dari hutan mangrove seperti Ikan, udang laut dan kepiting bakau berkontribusi besar untuk kesejahteraan masyarakat nelayan di pesisir. Karenanya, gerakan ini harus menggejala di seluruh wilayah pesisir Jawa Timur,” kata Khofifah. (tim)