Launching Samsat OPOP, Kiai Asep Mau Cetak 500 Doktor, Khofifah Ingatkan Nahdlatut Tujjar
Editor: MMA
Minggu, 31 Oktober 2021 11:41 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, bertekad untuk mencetak 500 doktor. Menurut dia, pondok pesantren, terutama warga NU, perlu memperbanyak doktor sebagai salah satu syarat menuju pesantren mandiri dan maju sehingga bisa ikut andil dalam mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan, yaitu terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, adil, dan makmur.
Pernyataan itu disampaikan Kiai Asep Saifuddin Chalim pada acara launching Samsat OPOP (One Pesantren One Product) Jatim dan pengundian tabungan umroh tahap II dalam rangka Hari Jadi ke-76 Provinsi Jatim di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto, Sabtu (30/10/2021) malam.
BACA JUGA:
Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum
Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun
Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah
Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim
“Sehingga mereka (500 doktor) bisa menjadi profesor di kampusnya masing-masing dan mereka bisa mencetak doktor dan bisa meningkatkan kualitas di kampus mereka,” tegas pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amantul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Peluncuran layanan Samsat OPOP berbasis pesantren kali pertama di Indonesia itu bertema Pesantren Berdaya, Masyarakat Sejahtera. Acara itu ditandai dengan penekanan layar virtual oleh Gubernur Khofifah didampingi Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, KH. Asep Saifuddin Chalim, Kepala Dinas Bapenda Jatim Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno, Kacab PT Jasa Raharja Jatim Hervanka Tri Dianto, Dirut Bank Jatim Busrul Iman, PAUR Samsat Surabaya Utara AKP Mulya Sugiharto, dan Sekjen OPOP Gus Ghofirin.
Selain launching Samsat OPOP, juga dilaksanakan pengundian tabungan hadiah umroh untuk 15 orang wajib pajak patuh. Pemberian hadiah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang tertib dan taat dalam memenuhi kewajiban membayar pajak kendaraan bermotor.
Kiai Asep mengugkapkan bahwa kini di Institut KH Abdul Chalim yang didirikannya sedang membuka program doktor yang memberi peluang seluas-luasnya kepada para kader NU di seluruh tanah air. Bahkan Kiai Asep memberi bea siswa kepada semua kader NU di semua kabupaten dan kota seluruh Indonesia lewat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pegunu). Kiai Asep memang Ketua Umum PP Pergunu.
Kiai Asep juga menceritakan bahwa di pesantren yang diasuhnya, Amanatul Ummah, sedang merintis berbagai usaha untuk semakin mengukuhkan kemandirian, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat, termasuk warga di sekitarnya.
Di antara usaha yang sudah dibuka adalah produksi tempe, tahu, kopi, air mineral, toko swalayan, SPBE, dan sebagainya. Kiai Asep mempersilakan para pengasuh pesantren lain untuk berkunjung, studi banding, sehingga bisa mendapat inspirasi. Ia mengaku sangat senang, jika pesantren lain bisa menyerap pengalaman Amanatul Ummah sehingga sama-sama maju dan mandiri.
“Wamma bini’mati rabbika fahaddits,” kata Kiai Asep. Artinya, bahwa kenikmatan yang diterima dari Allah SWT itu harus diceritakan kepada orang lain agar bisa menginspirasi dan ditiru kebaikan dan keberkahannya.
Bahkan Kiai Asep mengaku akan membangun tempat penginapan setara hotel bintang 3 untuk tempat para peserta pelatihan dari berbagai pondok pesantren seluruh Indonesia.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa upaya usaha di dunia pesantren pernah dimediasi oleh KH Abdul Wahab Hasbullah lewat organisasi Nadhlatut Tujjar. Menurut Khofifah, langkah Kiai Abdul Wahab itu untuk merealisasikan Hadits Yadul ulya khoirun min yadissufla. Yang artinya tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (meminta).
Simak berita selengkapnya ...