Gus Barra, Cucu Pendiri NU Terima Penghargaan dari Jurnalis Nahdliyin
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Didi Rosadi
Minggu, 21 November 2021 23:09 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) menggelar silaturahim dengan Keluarga Besar Ponpes Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Sabtu (20/11) malam.
Dalam acara tersebut, hadir secara langsung Pendiri Ponpes AManatul Ummah KH. Asep Saifuddin Chalim beserta putranya, Muhammad Al-Barra dan Anggota DPRD Jatim, Suwandy Firdaus.
BACA JUGA:
Paslon Mubarok akan Genjot Penguatan SDM untuk Dukung Pembangunan Infrastruktur
Antusias Emak-Emak di Pacet Sambut Paslon Mubarok, Gus Barra Paparkan Program Pro-Kerakyatan
Disambut Meriah Warga Pacet Mojokerto, Paslon Mubarok Paparkan Sejumlah Program Bila Terpilih
Semangat Kebersamaan Warga Dawarblandong untuk Menangkan Paslon Mubarok di Pilbup Mojokerto
Selain silaturahim, FJN juga sekaligus menyerahkan penghargaan kepada Gus Barra. Cucu KH. Abdul Chalim yang merupakan salah satu pendiri NU ini dinobatkan sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2021.
"Terus terang kaget saat membaca berita, saya mendapat penghargaan ini. Di dalam berita itu ditulis untuk menjaga obyektivitas, tak ada komunikasi antara FJN dengan penerima penghargaan. Dan memang itu yang terjadi, saya baru sekarang bertemu dengan teman-teman Jurnalis Nahdliyin," ujar Gus Barra.
Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto lulusan Al Azhar, Kairo, Mesir itu mengungkapkan adanya penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi dirinya untuk semakin mengembangkan diri. Termasuk membuat semakin termotivasi berkhidmat di Nahdlatul Ulama
"Tentu penghargaan ini menjadi motivasi bagi saya untuk ke depan. Termasuk tentunya berkhidmat untuk NU, pastinya. Karena bagaimana pun, saya adalah cucu Kiai Abdul Chalim, pendiri NU," kata pria yang baru berulang tahun ke-35 ini.
Gus Barra kemudian sekilas bercerita bahwa dirinya saat ini tengah menempuh pendidikan S3. Dalam disertasinya, dia mengangkat sosok kakeknya, KH Abdul Chalim yang masih jarang diketahui sebagai salah satu pendiri NU.
"Sebenarnya dalam sejarah pun Mbah saya jarang ditulis. Tapi saya dalam disertasi saya menulis sejarah tentang NU yang ditulis oleh Mbah saya," terang Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) Jawa Timur ini.
Gus Barra menjelaskan, sang kakek ketika itu berjuang bersama KH Wahab Chasbullah dalam mendirikan NU. Dan meninggalkan sebuah buku catatan yang ditulis dalam aksara Arab Pegon.