Kurangi Beban TPA, Peserta Magang Merdeka Pemkot Kediri Ciptakan Aplikasi Bank Sampah

Kurangi Beban TPA, Peserta Magang Merdeka Pemkot Kediri Ciptakan Aplikasi Bank Sampah Pengelola Bank Sampah Hijau Daun, Endang Pertiwi, saat menerima buku panduan dari Peserta Magang Merdeka Pemkot Kediri. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Melalui kegiatan pendampingan yang dimentori Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri, mahasiswa peserta membuat aplikasi yang diberi nama ' Digital Kota Kediri'. 

Aplikasi tersebut telah di-launching dan siap diunduh melalui Google PlayStore. Dalam upaya mempermudah nasabah, Digital Kota Kediri dibekali dengan fitur informasi harga sampah, alur transaksi, peta lokasi bank sampah, riwayat transaksi, serta saldo tabungan.

“Anak-anak magang merdeka sudah membuat kategorisasi dalam menentukan program sesuai kebutuhan masing-masing RT. Setelah kita mencari konsep apa yang paling bisa diimplementasikan dengan cepat tapi berdampak signifikan, disepakatilah ide tentang pengelolaan sampah,” kata Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi, Jumat (28/1).

Menurut dia, mahasiswa magang bersama pihaknya dan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri telah melakukan survei terkait kondisi pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Alhasil, hampir semua bank sampah di Kota Kediri dikelola secara manual.

Berawal dari permasalahan ini, kata Chevy, peserta magang merdeka menggagas terobosan digitalisasi semua arsip dan pencatatan di bank sampah agar mudah dalam pendataan serta menghemat penggunaan kertas.

Melalui teknologi digital, kebiasaan masyarakat dalam menyetor sampah juga dapat direkam dengan baik. Ia menilai, melalui data akan lebih mudah dikelompokkan dan dianalisis pola kebiasaan setor sampahnya.

“Misalnya masyarakat suka membuang sampah jenis tertentu dalam jumlahnya sekian pada hari ini, sehingga bank sampah tahu akan mengirim ke pengepul hari apa, dan sebanyak apa,” tuturnya.

Ia memaparkan bahwa aplikasi  Digital Kota Kediri memiliki fitur unggulan, yakni dapat mencatat harga sampah terakhir. Dengan demikian, nasabah dapat memantau harga melalui aplikasi sebelum pergi ke bank sampah.

"Harga sampah mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak dapat diprediksi. Dengan adanya rekaman harga sampah terakhir, maka dapat memudahkan nasabah dalam memprediksi kapan waktu yang tepat menyetor sampah untuk mendapatkan harga terbaik," paparnya.

Ia menyadari, Digital Kota Kediri masih membutuhkan banyak penyempurnaan. Sehingga untuk uji implementasi awal, ditunjuk dua bank sampah sebagai pilot project implementasi aplikasi, yaitu Hijau Daun yang didukung komunitas Kediri Ben Resik, dan Dewi Sekartaji yang mewakili bank sampah level mikro. 

Aplikasi tersebut hingga kini masih dikelola oleh Mahasiswa dan akan dialihkelolakan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri pada bulan Maret mendatang.

“Kami berharap aplikasi ini akan terus dikembangkan. Cukup mendaftar dan melakukan login menggunakan nomor kependudukan, masyarakat dapat mencoba aplikasi ini. Semoga aplikasi ini ke depan menjadi solusi yang jitu dan berkelanjutan, juga diharapkan nantinya semua bank sampah dapat tergabung dalam aplikasi ini,” kata Chevy.

Sementara itu, pengelola Hijau Daun, Endang Pertiwi, merasa terbantu dengan adanya aplikasi ini. Ia menganggap,  Digital Kota Kediri dapat memantik kesadaran masyarakat dalam mengelompokkan jenis sampah sebelum disetor ke bank sampah dan diharapkan dapat melahirkan manajemen baru yang akan memudahkan petugas dalam mengelola sampah. 

“Kami pun bisa jemput sampah di rumah masing-masing, sekaligus mengedukasi tentang pemilahan sampah,” ucap Endang. 

Magang merdeka merupakan sebuah program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dalam mengetahui dunia profesi, dan menciptakan tenaga kerja yang profesional.  menjadi salah satu mitra dalam program tersebut. 

Ada 51 mahasiswa dari Sabang hingga Merauke yang mengikuti program magang merdeka di Kota Kediri. Sebelum merancang aplikasi, mereka terlebih dahulu melakukan survey dan diskusi dengan Bappeda, DLHKP Kota Kediri, serta pengelola bank sampah untuk menentukan program inovasi yang tepat bagi Kota Kediri. (uji/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO