Menurutnya, Madiun kaya akan seniman. Tak hanya berkaliber nasional, tapi juga internasional. Sastrawan Jawa ternama di negeri ini juga berasal dari Madiun, yakni Tulis Setiyadi. Tulus malam itu juga hadir, tidak hanya membaca puisi tapi juga melantunkan geguritan.
Sejumlah akademisi juga tampak hadir memeriahkan acara ini, tidak hanya dari Universitas PGRI Madiun sebagai pendukung utama acara ini, tetapi ada pula dari Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, IAI Al Khozini Sidoarjo, dan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.
Perhelatan ini sekaligus menandai penutupan pameran seni rupa yang berlangsung beberapa hari di Hotel Aston. Pameran ini menampilkan karya-karya perupa Madiun dan sekitarnya.
Sementara itu, dalam sesi diskusi tentang Chairil Anwar, Ketua Umum Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia PISHI, Dr. Wadji berharap Chairil Anwar bisa menjadi ikon budaya Indonesia.
"Cita-cita Chairil untuk hidup 1000 tahun lagi insya Allah akan terwujud. Hari ini Chairil telah genap 100 tahun, karya-karyanya tetap hidup dan menginspirasi banyak orang. Chairil, masih tetap menjadi penyair terbesar Indonesia. Selayaknya bangsa Indonesia menaruh penghargaan yang tinggi terhadap beliau, seperti bagaimana orang Jerman menghargai Johann Wolfgang von Goethe, dan orang Belanda memuliakan Desiderius Erasmus Roterodamus," ungkap Wadji. (asa/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News