TANAH DATAR, BANGSAONLINE.com - PT Semen Padang melepas 7.000 ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT Semen Padang ke habitat aslinya, di Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Pelepasan ikan bilih dilakukan dua kali. Sebanyak 4.000 ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan 3.000 ekor ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7/2022) lalu.
BACA JUGA:
- 16 ABK Korban Terbakarnya MV Noah Satu Mendapat Bantuan Tali Asih dari PT SIG Tuban
- Langkah SIG Evakuasi Kebakaran Kapal Bermuatan Jagung di Area Pelabuhan Tersus Tuban
- Lestarikan Songket Silungkang, Semen Padang Kembangkan Wisata Kampung Songket di Sawahlunto
- Salurkan 38 Hewan Kurban, SIG Pabrik Tuban Pastikan Kesehatan Sapi Terjamin
Pelepasan ikan bilih dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy bersama Direktur Utama SIG Donny Arsal, Direktur Operasi SIG Yosviandri, Direktur Bisnis dan Pemasaran SIG Aulia Mulki Oemar, Komisaris PT Semen Padang Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi, Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar, serta Rektor Universitas Bung Hatta Tafdil Husni.
Ikan bilih merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak yang terancam punah. Populasinya saat ini sangat terbatas akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat.
PT Semen Padang sebagai anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menjadi yang pertama berhasil mengembangbiakkan di luar habitat asli ikan bilih dengan menggunakan beberapa teknologi, yakni alami, semi alami, dan buatan.
Pengembangbiakan dilakukan di laboratorium penelitian di area D1 PT Semen Padang.
Donny Arsal mengatakan bahwa Ikan bilih merupakan hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bekerja sama dengan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT Semen Padang sejak Juli 2018.
"Konservasi ikan bilih ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, khususnya ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis dan satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat ekploitasi," ucap Donny Arsal.
Ia menyampaikan, konservasi yang dilakukan cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih.
"Kami berharap konservasi ikan bilih yang dilakukan perusahaan diimbangi dengan pembatasan penggunaan bagan dan sebagainya," harapnya.