JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Isu Irjen Ferdy Sambo membunuh Brigadir Joshua karena faktor Lesbian, Gender, Biseksual dan Transeksual (LGBT) makin santer. Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, yakin bahwa isu LGBT di balik pembunuhan Brigadir J akan segera terkuak usai hasil otopsi terhadap dubur dan kelamin korban diumumkan.
“Jadi, selain LGBT ini juga isu yang saya dengar. Yang menarik bukti otopsi karena keluarga Joshua minta otopsi dubur. (autopsi dilakukan atau tidak). Kita gak tau ni. Hari Senin katanya mau ada laporan hasil otopsi,” kata Sugeng saat menjadi narasumber podcast Hazairin Sitepu dikutip, Sabtu (20/8/2022).
BACA JUGA:
- Tafsir Al Quran Aktual: Kebanggaan Kentut dan Seks Brutal Kaum Nabi Luth
- Siksa Dosa Homoseks Lebih Mengerikan Ketimbang Dosa Syirik dan Kufur Fir'aun
- Gila, 90 % Dosen Wanita Tak Nikah, LGBT Merajalela, Laporan M Mas'ud Adnan dari Bangkok (4)
- Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan
Dikutip rmol.id, isu yang beredar, hasil otopsi ulang Brigadir J akan disampaikan pada Senin besok, 22 Agustus 2022, termasuk hasil otopsi dubur dan kelamin korban Brigadir Joshua.
Menurut Sugeng, kebenaran adanya motif LGBT dalam kasus kematian Brigadir Joshua akan terang benderang bila hasil otopsi dubur Yosua telah diumumkan.
Sugeng sendiri belum bisa memastikan apakah motif LGBT atau bukan dalam kasus kematian Brigadir Joshua. Hanya saja, menurut dia, jika melihat isyarat pernyataan Kadiv Humas Polri dan Menko Polhukam Mahfud MD seakan membenarkan bahwa motif pembunuhan Brigadir Joshua adalah LGBT.
“Tapi pernyataaan itu (LGBT) terwakili dengan pernyataan Dedi Prasetyo. Kasian kedua belah pihak. Si Pak Mahfud mengatakan, motif ini 18 tahun ke atas. Menjijikkan,” tegas Sugeng.
Sugeng kemudian menganalisis bahwa isyarat motif menjijikan yang disebut Mahfud MD tak mengarah kepada kontek perselingkuhan. Sebab perselingkuhan hal biasa terjadi di tengah masyarakat.
“Menjijikkan. Nah menjijikkan itu apa. Kalau misalnya selingkuh tidak menjijikkan. Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau dia hiperseksual,” ungkap Sugeng.
Sugeng mengungkapkan, berbeda dengan konteks seksual yang menjijikkan. Menurut dia, menjijikkan jelas hanya mengarah kepada kasus LGBT
“Tapi kalau konteks seksual yang menjijikkan itu dalam sosial kita yang tidak bisa diterima. Ya LGBT,” tegasnya.
Seperti diberitakan, Mahfud MD sempat mengatakan bahwa motif pembunuhan itu sensitif dan menjijikkan.
“Motifnya sensitif dan menjijikkan. Mungkin hanya boleh didengar oleh orang dewasa,” kata Mahfud yang diunggah di Youtube Kemenkopolhukam pada Rabu, 10 Agustus 2022.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan, motif Ferdy Sambo membunuh Brigadir Joshua tak bisa diungkap ke publik karena menjaga perasaan kedua keluarga.