SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Operasi pasar yang digagas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok menggunakan konsep berbeda.
Kali ini, program tersebut melibatkan pedagang pasar tradisional di daerah. Program ini menjadi perhatian masyarakat, mengingat tren kenaikan harga bahan pokok yang terjadi setiap natal dan tahun baru (nataru).
BACA JUGA:
- Di Peringatan Hari Perhubungan Nasional ke-53, Pj Adhy Ajak Tingkatkan Kualitas Transportasi Jatim
- Pj Adhy Karyono Luncurkan Aplikasi DigiPay, Transaksi Layanan RSUD Dr Soetomo Beralih ke Cashless
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
- Di Ponpes Sabilun Naja Bojonegoro, Khofifah Didoakan KH Anwar Zahid 2 Periode
Program ini dilaksanakan Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan PT Jatim Graha Utama (JGU). Tujuan program ini melibatkan kalangan pedagang adalah menggerakkan ekonomi mereka. Karena itu pedagang turut menjadi bagian dari operasi tersebut.
Sistemnya, pedagang kulakan bahan pokok dengan harga rendah di pemerintah. Selanjutnya, pedagang menjual ke konsumen.
"Catatannya, pedagang tidak boleh menjual di atas harga eceran tertinggi yang telah disepakati," kata Iwan, Plt Kepala Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dengan sistem tersebut, pedagang mendapat keuntungan dari selisih harga kulakan setelah dijual ke konsumen. Agar tetap terpantau, Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Timur menempelkan daftar harga komoditas pada kios pedagang mitra kerja sama.
Setiap pasar ada sekitar 10 hingga 30 pedagang yang dilibatkan. Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memberikan tulisan kepada pedagang yang ditunjuk sebagai mitra kerja sama.
Klik Berita Selanjutnya