CBDO Innolympia Festival 2023, Dirut Petrokimia Gresik Raih Best Performance

CBDO Innolympia Festival 2023, Dirut Petrokimia Gresik Raih Best Performance Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, saat memaparkan program Smart Precision Farming. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Direktur Utama (Dirut) , Dwi Satriyo Annurogo terpilih sebagai "Best Performance" di ajang Innolympia Festival Chief Business Development Officer (CBDO) Innovation School 2023 yang berlangsung di Kantor Kementerian .

Sebab, pemaparannya menjadi yang terbaik dalam ajang tersebut. Raihan ini diperoleh Dwi setelah menginisiasi dan mempresentasikan sendiri bersama tim dengan judul business project program One Stop Solution in Agriculture through Smart Precision Farming.

Baca Juga: Korupsi Hibah UMKM Gresik, Direktur YLBH FT Pertanyakan Status Siska dan Joko

"Prestasi ini merupakan bukti bahwa program ini mempunyai impact yang besar, serta menjadi portrait untuk pertanian kedepan," kata Dwi, Selasa (11/7/2023).

Ia menyampaikan, program Smart Precision Farming dilatarbelakangi besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia. Terbukti dari peningkatan selama pandemi dan berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Kendati demikian, kata Dwi, masih ada hal yang perlu ditingkatkan, yaitu produktivitas pertanian Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Ia mencontohkan, produktivitas padi di Indonesia masih lebih rendah dari negara Vietnam. 

Baca Juga: Menperin RI Apresiasi 2 Rintek Petrokimia Gresik

Kondisi yang sama juga terjadi pada tanaman jagung nasional yang produktivitasnya kalah dengan Amerika dan produktivitas kedelai masih di bawah negara Brazil. Tantangan pertanian Indonesia berikutnya, lanjut Dwi, adalah rendahnya regenerasi petani muda di Indonesia dari tahun ke tahun yang sebetulnya juga dialami negara lain.

Data Bank Dunia menyebut, proporsi penduduk Indonesia yang bekerja sebagai petani menyusut tinggal 28,5% pada 2019. Padahal tiga dekade sebelumnya jumlahnya mencapai 55,5% dari total angkatan kerja. Sementara di sektor lain, justru meningkat.

"Smart Precision Farming dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh pertanian Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi modern, sehingga budidaya pertanian dapat dilakukan dengan cara lebih efektif, efisien, dan presisi. Hasilnya pun lebih optimal sehingga pendapatan petani meningkat, dan menarik minat generasi muda Indonesia," urai Dwi.

Baca Juga: Polisi Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Panceng

Lebih jauh, ia menyatakan bahwa dalam program Smart Precision Farming, akan menggunakan pupuk berteknologi nano. Pupuk berteknologi nano ini merupakan produk baru dan pertama kali dikembangkan di Indonesia.

"Kami memproyeksikan produk ini akan mengubah landscape penggunaan pupuk konvensional. Pupuk nano yang diproduksi oleh saat ini sedang dalam proses pendaftaran di Kementerian Pertanian," tuturnya.

Dalam proyek ini, tambah Dwi Satriyo, juga memanfaatkan teknologi drone yang dilengkapi dengan IoT untuk mengaplikasikan pupuk nano dan mengambil data geo-spasial, soil test kit untuk mengukur unsur hara tanah, drone dengan teknologi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang dapat merekam indeks vegetasi tanaman melalui citra satelit kanal infra merah dan kanal merah. Data yang terekam menunjukkan tingkat konsentrasi klorofil daun.

Baca Juga: Di AIGIS 2024, Petrokimia Gresik Raih Apresiasi Industri Hijau dari Menperin

"Teknologi ini memungkinkan petani mendapatkan rekomendasi dosis pemupukan yang tepat sehingga pemupukan dapat dilakukan dengan presisi. Selain itu, petani juga mendapatkan informasi terkait luas lahan dan bagaimana database tanah di lahannya," tandasnya.

Program ini telah dilakukan piloting di Perkebunan Teh Pagilaran, Batang, Jawa Tengah pada tanggal 4 April 2023. Dalam uji coba tersebut, diperoleh peningkatan produktivitas sekitar 75%.

"Kami mampu mengumpulkan database pertanian, termasuk ukuran luas area, nutrisi tanah, dan status kesehatan tanaman yang akurat. Database ini akan menjadi big data yang sangat berharga untuk merumuskan kebijakan pertanian di Indonesia," pungkas Dwi Satriyo.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Smelter Grade Alumina, Erick Thohir Paparkan Dampak soal Impor Alumnium

Innolympia Festival CBDO Innovation School 2023 ini merupakan puncak rangkaian dari CBDO yang diselenggarakan mulai bulan Februari 2023.

Ajang nasional ini mempertandingkan ide dan inovasi dari beberapa top manajemen perusahaan di Indonesia.

Tahun ini hanya terpilih delapan dari puluhan ide dan inovasi bisnis untuk dipresentasikan di hadapan dewan juri, termasuk dengan program Smart Precision Farming.

Baca Juga: Dampingi Jokowi Resmikan Smelter Freeport di Gresik, Pj Adhy Karyono Optimis Dongkrak Perekonomian

Ada tiga dewan juri dalam kompetisi ini yaitu Pahala N. Mansury, Wakil Menteri I, Tedi Bharata, Deputi SDMTI Kementerian , serta Lenita Tobing, Managing Director & Partner Boston Consulting Group. (hud/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO