KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf, menyampaikan 3 tantangan serius yang akan dihadapi oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU pada era sekarang ini.
Hal tersebut disampaikan pimpinan daerah yang akrab disapa Gus Ipul itu ketika menghadiri pengukuhan Kepala Lembaga BHPNU dan Seminar Nasional PC LP Ma’arif NU Kota Pasuruan di Gedung Gradhika Kota Pasuruan, Sabtu (23/7/2023).
BACA JUGA:
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
- Di Haul ke-34 Syaikhuna KH Anwar Nur, Khofifah Berbagi Cerita soal Jatim Berkah
- Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
- Siswa MTsN Kota Pasuruan Juara 1 MYRES Nasional, Mas Adi: Anak Muda yang Harumkan Daerah
"Dari hasil Survei Kementerian Pendidikan, ditemukan ada tiga tantangan serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita. Pertama adalah perundungan, kedua pelecehan seksual, dan ketiga intoleransi yang masih berkembang di daerah-daerah," ujarnya.
Ia lantas memberikan contoh bagaimana dunia pendidikan hari ini menghadapi tiga tantangan tersebut. Soal perundungan, ia mencontohkan seorang siswa yang telah membakar sekolahnya karena kecewa telah dirundung oleh teman dan gurunya.
“Ini suatu kenyataan yang ada, walaupun presentasi setiap daerah itu berbeda. Namun persoalan ini, hampir setiap daerah ada,” tuturnya.
Kedua, soal pelecehan seksual. Menurut dia, kasus pelecehan seksual ini ada yang terungkap dan ada yang tidak. Sehingga, ada yang berani melawan dan ada pula yang tidak berani melawan.
"Saya pernah keliling seluruh daerah di Jawa Timur saat menjadi ketua pramuka. Saya mengajak orang tua dan anak-anak untuk berani melapor jika terjadi pelecehan seksual. Sebab yang dilecehkan ini, pada saatnya nanti akan menjadi pelaku," ucapnya.
"Maka pencegahan pelecehan ini harus dilakukan sejak dini. Dan orang tua, juga harus berani melaporkan jika itu terjadi pada anaknya. Untuk itu, saya titipkan kepada kepala sekolah yang akan dikukuhkan hari ini, untuk lebih perhatian dan serius dengan ini. Karena berdasarkan hasil survei, hal ini masih kerap terjadi di lingkungan pendidikan kita," imbuhnya.
Ketiga, kasus intoleransi yang masih ada di daerah-daerah di Indonesia, dan mungkin saja juga terjadi di Kota Pasuruan.