"Pastinya program ini dapat membantu tenaga medis dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan paguyuban," tambah Nurus.
Hal senada disampaikan salah satu dosen Dyah Pitaloka. Menurutnya, setelah dilaksanakan program ini, maka keluarga maupun masyarakat umum bisa meningkatkan mobilitas serta aktivitas kehidupan sehari-hari pasien.
Kemudian, keluarga juga bisa merubah gaya hidup pasien melalui olahraga. Sehingga, stroke berulang akan sangat diminimalisir dan bagi tenaga kesehatan terutama perawat dapat menjadi bahan rujukan untuk proses telerehabilitation.
"Sebenarnya proses edukasi dan rehabilitasi dapat dilakukan di tempat masing-masing. Sehingga, bisa efisien dan efektif untuk pasien dalam mencegah terjadinya kejadian stroke berulang. Selain itu, agar kejadian mortalitas akibat stroke dapat berkurang," bebernya.
Sementara itu, dalam kegiatan ini telah di support oleh kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Bantuan tersebut berupa program hibah pengabdian pada masyarakat. "Dan program ini bekerjasama dengan paguyuban stroke di Kabupaten Tuban," imbuhnya.
Ditempat yang sama, Ketua Paguyuban Stroke Kabupaten Tuban, Sulistiyo Widodo mengaku, bersyukur atas kegiatan positif yang diberikan oleh dosen IIKNU terhadap paguyuban penderita stroke. Tentu dengan program tersebut bisa menambah layanan informasi dan dapat ilmu baru. Mulai dari trik, latihan tambahan hingga senam untuk penderita stroke.
"Alhamdulillah program ini sangat bermanfaat untuk teman-teman yang ada di paguyuban. Untuk itu, bagi penderita stroke dimanapun berada bisa bergabung karena ini wadah merupakan aktivitas fungsional dan rekreasi stroke," pungkas Sulis panggilan akrabnya.(wan/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News